Bagikan:

TANGERANG - Korban penculikan oknum Paspampres, Imam Masykur dinilai sebagai orang yang suka bergaul dan berbagi. Hal itu disampaikan oleh Agus selaku warga sekitar di Jalan Sandratex Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.

“Kalau Imam sosok yang bergaul dengan anak-anak dan juga ada rezeki suka memberi anak-anak. Kalau buat pribadi dia sih bagus, engga aneh-aneh baik kok, suka bergaul,” kata Agus saat ditemui di lokasi, Rabu, 30 Agustus.

Hal senada dikatakan warga lainnya, Aldi. Ia menilai sosok Imam adalah orang yang baik dan suka bercanda dengan siapapun. Oleh sebab itu, Aldi mengaku kaget saat mengetahui Imam ditemukan tewas.

“Saya terpukul juga, meski baru 3 bulan sudah kaya temen deket. Saya kaget. Dia orangnya tertutup, meski sering bercanda. Dia pribadi tertutup. Seakan akan tidak punya masalah. Dia pokoknya baik ya,” ucapnya.

Imam Masykur Diculik, Dianiaya hingga Tewas

Sabtu 12 Agustus sore, Imam Masykur bersama seorang kerabatnya berinisial H diculik saat sedang menjaga toko di Jalan Sandratex, RT 02/RW 06 Rempoa, Ciputat Timur, Tangsel. Korban diborgol dan dimasukkan secara paksa ke dalam mobil layaknya pelaku kejahatan.

Anggota Paspampres Praka Riswandi Manik dan dua kawannya mengaku sebagai polisi ketika beberapa saksi mata di lokasi berusaha menolong korban. Pada saat itu korban jelas masih sehat.

Kerabat Imam yang ikut diangkut penculik belakangan diturunkan di tol Cikeas karena kondisi kesehatannya membuat pelaku khawatir.

Pada malam harinya Fauziah, ibu korban, menerima telepon Imam Masykur yang diculik. Dalam percakapan tersebut pelaku meminta tebusan Rp50 juta. Jika tidak dikirim, Imam akan dihabisi.

Pihak keluarga akhirnya melaporkan penculikan ke Polda Metro Jaya karena handphone korban tak bisa dihubungi lagi, demikian juga tak ada lagi kabar dari si penculik. Pihak keluarga khawatir terjadi sesuatu pada Imam Masykur.

Benar saja, pada Selasa (15 Agustus) Imam Masykur ditemukan tewas mengambang di kali Karawang, Jawa Barat.

Aparat Polda Metro Jaya bergerak menelusuri pergerakan korban melalui nomor handphone hingga oknum anggota Paspampres dan dua rekan anggota TNI tertangkap dan mengakui perbuatannya.

Menurut Brigjen Hamim Tohari, Polda Metro Jaya melimpahkan kasus ini ke Pomdam Jaya karena menemukan keterlibatan anggota Paspampres, Praka Riswandi Manik. Pada pemeriksaan awal, Pomdam Jaya menemukan keterlibatan dua orang oknum TNI lainnya sehingga tersangka menjadi tiga orang.

Mereka adalah Praka Riswandi Manik atau Praka RM seorang anggota Yonwalprotneg Paspampres, Praka HS anggota di Direktorat Topografi TNI AD, dan Praka J anggota Kodam Iskandar Muda.

Seorang warga sipil bernama Zulhadi Satria Saputra juga menjadi tersangka. Ipar Praka Riswandi Manik ini bertindak sebagai orang yang mengemudikan mobil saat penculikan.