TANGERANG – Rabu malam, 30 Agustus sekitar pukul 21.00 WIB, pascaperistiwa penculikan Imam Masykur (25) yang tewas dianiaya oleh oknum anggota Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) dan Dua TNI pekan lalu, warga di Jalan Sandratex Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, membisu.
Aktivitas di jalan itu tidak seperti biasanya, terlihat sepi meski ada beberapa warung yang masih buka. Remaja sekitar terlihat menghabiskan waktu di pinggir toko yang tertutup rolling door.
Di depan toko kosmetik, dimana tempat Imam Masykur kerja, terasa begitu berbeda. Warga sekitar terasa tidak begitu ramah. Mereka dingin. Mungkin mereka takut. Mengingat peristiwa Imam diseret-seret dari dalam toko oleh tiga orang bertubuh tegap yang mengaku anggota polisi. Apalagi, mereka tahu Imam tewas mengenaskan. Ditambah beredarnya video penyiksaan.
Warga banyak yang bungkam setelah kejadian tersebut. Lagi-lagi, mereka takut untuk berbicara. Ya karena pelakunya oknum pengaman presiden, berlatarbelakang TNI. Tapi, VOI tidak menyerah untuk mencari informasi sekecil apapun.
Agus salah satu warga yang akhirnya mau bercerita. Tapi, Agus bukan nama sebenarnya, dia minta disamarkan. Agus Mengatakan bahwa kejadian itu terjadi pada 12 Agustus, sekiranya pukul 17.00 WIB.
Sore itu, kata Agus, seorang pemuda menghampiri Imam yang berada di dalam toko kosmetik. Pria bertubuh tegap itu menarik Imam secara paksa. Sontak, Imam berteriak agar mendapatkan perhatian dari warga sekitar untuk menolongnya.
“Langsung nyeret Imam. Langsung Imam teriak “rampok-rampok” anak anak (warga) langsung berlari ribut tuh (berkelahi dengan pemuda yang menyeret Imam),” cerita Agus kepada VOI di lokasi, Rabu, 30 Agustus.
BACA JUGA:
Ketika warga menyerang pemuda itu, lanjut Agus dengan suara pelan, ternyata ada dua temannya yang membantu yang mengaku sebagai anggota polisi.
“Akhirnya dari yang dua pemuda itu, datang lagi, “saya anggota“ terus anak-anak setop (memukuli pelaku). Akhirnya Imam ini diseret ke mobil, anak-anak cuma liatin saja karena orang itu anggota,” seru Agus.
Mendengar cerita Agus, jadi terbayang bagaimana situasi di tempat kejadian perkara (TKP). Imam diculik untuk dianiaya, warga membiarkan saja saat itu. Tapi tunggu dulu, sesungguhnya warga tidak mengetahui akan terjadi kekejaman. Karena dipikirnya, para pelaku sedang menjalankan tugas negara. Warga terkecoh. Setelah kejadian itu, warga tidak tahu kabar Imam selanjutnya.
Agus mengungkapkan, setelah beberapa hari kemudian, ia mendengar kabar Imam meninggal dunia. Ditambah beredarnya video penyiksaan yang dilakukan oknum Paspampres, serta pemberitaan di sejumlah media.