Bagikan:

JAKARTA - Pomdam Jaya masih menyelidiki motif penculikan dan pembunuhan yang dilakukan tiga oknum TNI terhadap terhadap Imam Masykur, pria asal Aceh yang bekerja di toko kosmetik Jalan Sandratex, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).

Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Anwar mengatakan, pihaknya terus melakukan pengembangan kasus ini untuk mengetahui motif pelaku berbuat demikian.

“Untuk motif dan lain-lain kita masih kembangkan," kata Irsyad di Pomdam Jaya, Jumat, 1 September.

Lebih merinci, pendalaman kasus tersebut dilakukan untuk menentukan penerapan pasal terhadap tiga oknum TNI tersebut.

“Jadi saya minta masyarakat, pihak pers mohon bersabar saja, kita terus mendalami termasuk nanti penerapan pasal dan sebagainya," ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sabtu 12 Agustus sore, Imam Masykur bersama seorang kerabatnya berinisial H diculik saat sedang menjaga toko di Jl Sandratex, Ciputat Timur, Tangsel. Korban diborgol dan dimasukkan secara paksa ke dalam mobil layaknya pelaku kejahatan.

Ketiga pelaku datang ke toko, menyeret Imam dengan cara kasar dan memasukannya ke dalam mobil. Menurut saksi warga sekitar, salah satu pelaku mengaku dari kepolisian.

Kerabat Imam yang ikut diangkut penculik belakangan diturunkan di tol Cikeas karena kondisi kesehatannya membuat pelaku khawatir.

Pada malam harinya Fauziah, ibu korban, menerima telepon Imam Masykur yang diculik. Dalam percakapan tersebut pelaku meminta tebusan Rp50 juta. Jika tidak dikirim, Imam akan dihabisi.

Pihak keluarga akhirnya melaporkan penculikan ke Polda Metro Jaya karena handphone korban tak bisa dihubungi lagi, demikian juga tak ada lagi kabar dari si penculik. Pihak keluarga khawatir terjadi sesuatu pada Imam Masykur.

Benar saja, pada Selasa (15 Agustus) Imam Masykur ditemukan tewas mengambang di kali Karawang, Jawa Barat.

Aparat Polda Metro Jaya bergerak menelusuri pergerakan korban melalui nomor handphone hingga oknum anggota Paspampres dan dua rekan anggota TNI tertangkap dan mengakui perbuatannya.