Presiden Zelensky Sempat Kecewa Soal Aksesi NATO, G7 Umumkan Komitmen Keamanan Jangka Panjang untuk Ukraina
Presiden Zelensky saat menghadiri KTT NATO di Vilnius, Lithuania. (Twitter/@ZelenskyyUa)

Bagikan:

JAKARTA - Negara-negara yang tergabung dalam Kelompok 7 (G7) pada Hari Rabu mengumumkan komitmen keamanan jangka panjang untuk Ukraina, langkah yang diharapkan dapat membuka jalan bagi jaminan keamanan bilateral dengan lebih banyak negara.

Dalam dokumen dukungan bersama untuk Ukraina yang diterbitkan pada hari kedua KTT NATO di Vilnius, Lithuania, negara-negara G7 mengatakan mereka memiliki "komitmen dan pengaturan keamanan jangka panjang yang spesifik, bilateral," untuk menawarkan Ukraina yang akan memastikan "kekuatan berkelanjutan yang mampu membela Ukraina saat ini dan menghalangi agresi Rusia di masa depan”.

G7 mengatakan, Ukraina akan memperoleh bantuan keamanan yang cepat dan berkelanjutan, peralatan militer modern di seluruh domain darat, laut dan udara, hingga bantuan ekonomi, untuk membebankan biaya ekonomi dan biaya lainnya kepada Rusia.

"Untuk tujuan ini, kami akan bekerja sama dengan Ukraina dalam sebuah paket komitmen dan pengaturan keamanan yang ditingkatkan, jika terjadi agresi di masa depan untuk memungkinkan Ukraina mempertahankan wilayah dan kedaulatannya," menurut pernyataan bersama aliansi itu, melansir The National News 12 Juli.

Pernyataan tersebut mengatakan, negara-negara G7 akan memprioritaskan "pertahanan udara, artileri dan tembakan jarak jauh, kendaraan lapis baja" serta kemampuan tempur udara dan mempromosikan "interoperabilitas" pasukan Ukraina dengan mitra Euro-Atlantik.

Dukungan ini akan datang secara paralel dengan mendukung basis industri pertahanan Ukraina, pelatihan tentara Ukraina, berbagi intelijen dan dukungan pertahanan siber.

G7 juga berkomitmen untuk mendukung Ukraina dengan cara-cara non-militer, termasuk dengan memperkuat ekonomi dan keamanan energinya.

Negara-negara tersebut juga bermaksud untuk memberikan dukungan teknis dan keuangan untuk memungkinkan Ukraina "terus menerapkan agenda reformasi yang efektif yang akan mendukung tata kelola pemerintahan yang baik yang diperlukan untuk maju menuju aspirasi Euro-Atlantik".

Sebelumnya, Ukraina berharap mereka akan menerima undangan resmi untuk bergabung dengan NATO pada KTT Vilnius. Tapi, aliansi itu memutuskan untuk tidak mengambil langkah tersebut pada KTT kali ini, namun mengindikasikan negara tersebut akan menerima jaminan keamanan tambahan.

Komunike aliansi yang diterbitkan pada Hari Selasa mencerminkan keraguan tersebut, yang menyatakan Ukraina akan menjadi anggota "ketika Sekutu setuju dan syarat-syaratnya terpenuhi."

Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky, yang secara terbuka menyatakan kekecewaannya karena tidak ada undangan aksesi NATO, melunakkan pendiriannya dalam sebuah konferensi pers, tak lama sebelum pernyataan G7 dikeluarkan.

Ia memuji jaminan yang ditawarkan oleh G7, yang ia pandang sebagai langkah penting menuju integrasi Ukraina ke dalam NATO, mengatakan dia memahami Ukraina tidak dapat menjadi anggota penuh NATO selama perang berkecamuk di wilayahnya.

Komitmen G7 adalah "payung keamanan" pertama yang secara hukum mengikat Ukraina dengan negara-negara barat, kata Presiden Zelensky.

"Nantinya, Ukraina akan memiliki dokumen bilateral dengan setiap penjamin keamanan untuk Ukraina, dan itu akan mencakup semua aspek yang telah kami miliki atau yang masih kurang, seperti pertahanan udara," ujarnya.

Sebagai imbalan atas jaminan keamanan G7, Ukraina telah berkomitmen untuk memperkuat langkah-langkah transparansi dan akuntabilitas, kata pernyataan hari Rabu.

Ukraina juga akan melanjutkan "implementasi penegakan hukum, peradilan, anti-korupsi, tata kelola perusahaan, ekonomi, sektor keamanan, dan reformasi manajemen negara."

Selain itu, memajukan "reformasi dan modernisasi pertahanan, termasuk dengan memperkuat kontrol sipil yang demokratis terhadap militer, meningkatkan efisiensi dan transparansi di seluruh lembaga dan industri pertahanan Ukraina".