Barat Berencana Kirim Jet Tempur F-16 ke Ukraina: Rusia Sebut Tidak Berguna, Singgung Negara G7
Ilustrasi jet tempur F-16. (Wikimedia Commons/Staff Sgt. Cherie A. Thurlby)

Bagikan:

JAKARTA - Pengalihan jet-jet tempur F-16 ke Ukraina akan menimbulkan pertanyaan mengenai peran Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam konflik tersebut dan tidak akan melemahkan tujuan-tujuan militer Rusia, kata para diplomat senior Rusia pada Hari Senin.

Presiden AS Joe Biden pada Hari Jumat pekan lalu mendukung program pelatihan untuk pilot-pilot Ukraina untuk menggunakan jet-jet tempur F-16, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meyakinkan Presiden Biden, pesawat-pesawat tersebut tidak akan digunakan untuk masuk ke dalam wilayah Rusia.

"Tidak ada infrastruktur untuk pengoperasian F-16 di Ukraina dan jumlah pilot dan personel pemeliharaan yang dibutuhkan juga tidak ada," kata Duta besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di saluran pesan Telegram kedutaan, dilansir dari Reuters 23 Mei.

"Apa yang akan terjadi jika pesawat-pesawat tempur Amerika lepas landas dari pangkalan udara NATO, yang dikendalikan oleh 'sukarelawan' asing?" lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pemindahan jet-jet AS ke Ukraina akan "benar-benar sia-sia dan bodoh," kantor berita milik Pemerintah Rusia, RIA, melaporkan.

"Upaya-upaya ini sama sekali tidak berguna dan tidak berarti. Kemampuan kami sedemikian rupa, sehingga semua tujuan operasi militer khusus pasti akan tercapai," ujar Ryabkov yang dikutip oleh RIA, menggunakan istilah yang dipilih Moskow, dibanding dengan invasi ke Ukraina.

Lebih lanjut Antonov juga mengatakan, setiap serangan Ukraina ke wilayah Krimea akan dianggap sebagai serangan terhadap Rusia.

"Penting bagi Amerika Serikat untuk sepenuhnya menyadari respons Rusia," tegas Antonov.

Diketahui, Ukraina telah mengintensifkan serangannya terhadap target-target yang dikuasai Rusia terutama di Semenanjung Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.

Tak hanya itu, Antonov juga mengulangi tuduhan Rusia terhadap Amerika Serikat yang menundukkan negara-negara Barat ke dalam agendanya.

"Washington benar-benar menundukkan anggota G7 pada kebijakannya sendiri terkait konflik di Ukraina," kritik Antonov, menambahkan bahwa Amerika Serikat menginginkan "kekalahan strategis" bagi Rusia.

Diketahui, selama pertemuan puncak pada akhir pekan lalu di Hiroshima, Jepang, negara-negara G7 mengisyaratkan dukungan jangka panjang untuk Ukraina. Sedangkan Presiden Zelensky, yang juga menghadiri pertemuan tersebut, mengatakan, ia yakin Ukraina akan menerima pasokan F-16.

Diketahui, Rusia menyebut invasi yang dilakukannya terhadap Ukraina Februari tahun lalu, sebagai "operasi militer khusus" dalam kampanye melawan Barat.

Sedangkan Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut tindakan Rusia sebagai perang yang tidak beralasan untuk merebut wilayah.