Bagikan:

JAKARTA - Ilmuwan sekaligus peneliti ini sukses mencatat sejarah sebagai wanita Arab pertama yang mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), saat bersama seorang astronot pria Arab berhasil mencapai orbit, bergabung dengan astronot Sultan Al Neyadi dari Uni Emirat Arab pada Hari Senin.

Perempuan itu bernama Rayyanah Barnawi, seorang ilmuwan peneliti, yang bersama dengan Ali Al Qarni, seorang pilot pesawat tempur, telah tiba di stasiun tersebut untuk misi sains selama delapan hari.

Mereka menjadi warga negara Arab Saudi pertama di luar angkasa sejak 1985, ketika kerajaan mengirim Pangeran Sultan bin Salman dengan Space Shuttle NASA untuk perjalanan selama seminggu.

Kapsul SpaceX Dragon yang membawa keduanya bersama dua astronot Amerika Serikat, Peggy Whitson dan Jeff Shoffner, sukses mendarat di laboratorium sains pada pukul 17.12 GST, sebagai bagian dari misi Axiom 2.

"Halo dari luar angkasa," kata Barnawi pada hari sebelumnya saat berlayar dengan Kapsul SpaceX Dragon, melansir The National News 23 Mei.

"Rasanya luar biasa melihat Bumi dari kapsul ini. Kami di sini merasakan gayaberat mikro," tandasnya.

Keberhasilan Barnawi (33) ini membawanya masuk ke dalam buku rekor sebagai wanita Arab pertama yang melakukan misi luar angkasa.

Dia memberikan pidato berlinang air mata selama upacara penyambutan di ISS, di mana dia mengatakan dia bangga mewakili negaranya.

"Saya mewakili harapan dan impian semua orang di kampung halaman dan di wilayah ini. Saya sangat senang berada di sini. Saya juga sangat senang telah menerima pelatihan ekstensif untuk pelatih yang telah melatih astronot sebelumnya," ungkap Barnawi.

"Saya akan menikmati pengalaman ini secara maksimal," tandasnya.

Barnawi sendiri memiliki pengalaman satu dekade dalam penelitian sel induk kanker, dengan salah satu eksperimennya di ISS akan fokus pada bidang itu.

Dia akan mempelajari respons peradangan sel kekebalan manusia dalam gayaberat mikro. Ini akan membantu menyelidiki perubahan mRNA – bahan genetik yang memberi tahu tubuh cara membuat protein.

Eksperimen tersebut telah dikirim oleh Rumah Sakit Spesialis dan Pusat Penelitian King Faisal.

Sementara, Al Qarni juga akan memainkan peran penting dalam misi tersebut, termasuk mengambil bagian dalam beberapa eksperimen yang ditugaskan kepadanya oleh para peneliti Arab Saudi.

Salah satunya termasuk menguji berbagai teknik di ruang reaksi penyemaian awan. Ini dapat membantu para ilmuwan di kerajaan menemukan cara baru untuk melakukan eksperimen penyemaian awan untuk meningkatkan tingkat curah hujan di area tertentu.

"Merupakan suatu kehormatan dan hak istimewa untuk berada di sini. Saya sangat senang bisa bekerja sama dengan Anda semua," sebut Al Qarni.

“Terima kasih kepada orang-orang Saudi karena misi ini bukan hanya untuk Rayyanah dan saya, ini untuk Anda semua," lanjutnya.

Diketahui, ini adalah penerbangan luar angkasa manusia pertama di bawah program astronot baru Kerajaan Arab Saudi, yang diumumkan tahun lalu.

Arab Saudi tidak membuat program eksplorasi jangka panjang, ketika Pangeran Sultan kembali dari luar angkasa hampir 40 tahun lalu.

Sekarang, mereka bergabung dengan upaya eksplorasi ruang angkasa global, termasuk rencana untuk mengirim astronot Arab Saudi dalam misi luar angkasa jangka panjang, termasuk ke Bulan dan Mars.