JAKARTA - Militan Gaza menembakkan sebuah roket ke Israel selatan pada Hari Minggu, sehari setelah gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir mengakhiri pertempuran lintas batas selama lima hari, dengan kemudian kelompok-kelompok militan Palestina mengatakan peluncuran tersebut merupakan 'kesalahan teknis'.
Tepat sebelum matahari terbenam, sirene berbunyi di kota-kota Israel di dekat perbatasan, membuat warga berlarian mencari perlindungan, sekitar 20 jam setelah gencatan senjata diberlakukan.
Militer Israel mengatakan, sebuah roket ditembakkan dari Gaza dan menghantam sebuah area terbuka.
Sebuah sumber dari ruang operasi gabungan kelompok-kelompok militan di Gaza mengatakan bahwa roket itu diluncurkan "karena kesalahan teknis."
Tidak lama setelah itu, ledakan-ledakan terdengar di Gaza utara, dengan Palestina melaporkan bahwa sebuah pos militan telah diserang oleh Israel. Tidak ada komentar langsung dari militer Israel.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan dari kedua belah pihak.
Sebelumnya, gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Jihad Islam dengan mediasi Mesir secara resmi mulai berlaku pada Sabtu malam, dimaksudkan untuk mengakhiri episode terburuk tembakan lintas batas sejak perang 10 hari pada tahun 2021.
Ketika pertempuran mereda, jalan-jalan di Gaza yang sebagian besar sepi dipenuhi oleh warga Palestina. Beberapa orang bersorak dan membunyikan klakson mobil sementara yang lain menuju ke rumah-rumah orang yang terbunuh dalam pertempuran untuk menunjukkan rasa hormat mereka.
"Sehubungan dengan kesepakatan pihak Palestina dan Israel, Mesir mengumumkan bahwa gencatan senjata antara Palestina dan Israel telah tercapai," demikian bunyi teks perjanjian itu.
"Kedua belah pihak akan mematuhi gencatan senjata yang akan mencakup penghentian penargetan warga sipil, penghancuran rumah, penghentian penargetan individu dengan segera saat gencatan senjata mulai berlaku," lanjut pernyataan tersebut.
Di Washington D.C, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyambut baik gencatan senjata pada Sabtu malam, mengakui upaya mediasi Mesir dan Presiden Abdel Fattah El-Sisi, serta berterima kasih kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Israel meluncurkan serangan udara Selasa dinihari pekan lalu, mengumumkan menargetkan para komandan Jihad Islam yang telah merencanakan serangan di Israel.
Sebagai tanggapan, kelompok yang didukung Iran itu menembakkan lebih dari 1.000 roket, membuat warga Israel melarikan diri ke tempat-tempat perlindungan bom.
Selama lima hari kampanye, Israel membunuh enam komandan senior Jihad Islam dan menghancurkan sejumlah instalasi militer.
Di sisi lain, sedikitnya 10 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, juga terbunuh di Gaza selama pertempuran, dan dua orang - seorang wanita Israel dan seorang pekerja Palestina - terbunuh akibat tembakan roket Palestina di Israel.