Korea Utara Luncurkan Dua Rudal Balistik Jelang Kedatangan Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Nimitz AS ke Korea Selatan
Kapal induk USS Nimitz Amerika Serikat. (Wikimedia Commons/U.S. Pacific Fleet)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek (SRBM) ke laut di lepas pantai timurnya pada Hari Senin pagi, kata militer Korea Selatan, jelang kedatangan kapal induk Amerika Serikat beserta kapal-kapal pengiringnya.

Rudal-rudal tersebut ditembakkan dari Provinsi Hwanghae Utara pada pukul 7:47 pagi dan terbang sejauh 370 kilometer (230 mil), demikian ungkap Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).

Kedua rudal tersebut tampaknya mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, menurut Pemerintah Jepang.

Pihak militer Korea Selatan "mengutuk keras" peluncuran rudal-rudal tersebut sebagai sebuah provokasi besar, melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menyerukan penghentian segera.

"Kami akan terus mengawasi berbagai kegiatan Korea Utara dan mempertahankan postur kesiapan yang tegas berdasarkan kemampuan untuk merespons setiap provokasi," kata JCS dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa mereka akan melanjutkan latihan militer dengan AS sesuai rencana, melansir Reuters 27 Maret.

Pemerintah Jepang juga mengajukan "protes keras" kepada Korea Utara, dengan mengatakan peluncuran rudal tersebut mengancam keamanan dan perdamaian Jepang, kawasan dan komunitas internasional.

Peluncuran rudal pada Hari Senin terjadi jelang kedatangan kapal induk AS USS Nimitz dan kapal-kapal dari kelompok penyerang yang menyertainya di Negeri Ginseng, yang dijadwalkan berlabuh di pangkalan angkatan laut Korea Selatan di Busan pada Hari Selasa.

Sebelum kedatangannya, kapal induk tersebut akan melakukan latihan maritim bersama dengan pasukan Korea Selatan pada Hari Senin di lepas pantai selatan semenanjung Korea, demikian ungkap kementerian pertahanan Korea Selatan.

Kunjungan kapal induk tersebut, yang menandai kunjungan pertama sejak kunjungan USS Ronald Reagan pada Bulan September, diatur sebagai bagian dari upaya untuk menempatkan lebih banyak "aset strategis" AS di daerah tersebut untuk menghalangi Korea Utara, kata kementerian itu.

Diketahui, Korea Utara telah meningkatkan uji coba militernya dalam beberapa minggu terakhir, termasuk penembakan beberapa rudal jelajah Rabu pekan lalu, yang menurut Pyongyang bertujuan untuk mempraktikkan serangan nuklir taktis.

Pada Hari Jumat, Korea Utara mengatakan telah menguji coba sebuah drone serang bawah air berkemampuan nuklir baru, ketika Pemimpin Kim Jong-un memperingatkan latihan militer gabungan oleh Korea Selatan dan AS harus dihentikan.