Bagikan:

JAKARTA – Menanggapi banyaknya kasus pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta, pengamat dari Institut Studi Transportasi (INSTRAN) Darmaningtyas mengusulkan agar TransJakarta menambah armada khusus wanita, bahkan sampai ke unit mikrotrans (angkot), untuk mengurangi risiko terjadinya pelecehan seksual.

"Saya usulkan TransJakarta untuk menambah operasional khusus perempuan, bahkan mikrotrans yang saat ini juga belum (ada), " kata Darmaningtyas, dikutip dari Antara, Minggu, 26 Februari.

Ia menjelaskan, penambahan armada khusus perempuan akan memberikan rasa nyaman dan aman pada masyarakat karena hasil survei pada 2008 menyebutkan 83 persen dari 800 responden yang sebagian besar wanita, setuju pada pemisahan.

"Karena memberikan rasa nyaman," ucap Darmaningtyas.

Jika pun belum bisa menambah armada khusus wanita, kata dia, TransJakarta bisa mengatur posisi duduk di mikrotrans seperti yang dilakukan pada bus besar mereka yakni bagian depan bus dikhususkan bagi wanita, sementara sisanya campur.

Adapun untuk mikrotrans, menurut Darmaningtyas, bisa dilakukan dengan pengkhususan sisi tempat duduk semisal pria khusus duduk di bagian kiri kendaraan, sementara perempuan di bagian kanan.

"Kenapa bagian kanan? Karena 70 persen penumpang mikrotrans itu kan perempuan ya," ucap dia.

Menurut Darmaningtyas, penambahan armada khusus perempuan seharusnya diterapkan juga pada jenis transportasi lainnya seperti KRL, MRT, atau LRT mengingat perilaku pelecehan seksual bukan hanya terjadi di TransJakarta.

"Saya kira pelecehan ini bukan hanya untuk TransJakarta, tapi juga terjadi di moda lainnya seperti di KRL juga terjadi. Karena masalahnya itu selama berhimpit-himpitan penumpang, maka sengaja atau tidak, tak terhindarkan adanya pelecehan seksual," katanya.

Aksi pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan bus Transjakarta kembali terjadi di dalam rangkaian armada bus rute Non BRT Kampung Melayu-Tanah Abang via Cikini, Sabtu kemarin, 25 Februari.

Pelaku berhasil diamankan petugas keamanan Transjakarta dan diserahkan ke Polres Metro Jakarta Pusat

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Apriastini Bakti Bugiansri membenarkan adanya peristiwa pelecehan terhadap penumpang tersebut. Menurutnya, kejadian terjadi ketika korban duduk terlelap di bus.

Tiba-tiba korban merasa mendapat pelecehan dari seorang pria yang duduk di sebelahnya.

"Korban langsung melaporkan kepada pramusapa atas kejadian yang dialaminya itu. Pramusapa dengan sigap mengamankan pelaku pelecehan dan menyerahkan pelaku ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk diproses hukum," kata Apri, Minggu, 26 Februari.

Apri mengatakan, korban diketahui masih di bawah umur. Sehingga korban perlu pendampingan dari orangtua maupun pihak keluarga ketika akan melapor ke Kepolisian.