Mahasiswa UI Tewas Tertabrak Malah Jadi Tersangka, Lemkapi: Keputusan yang Membuat Masyarakat Menilai Polisi Tidak Profesional
Orang tua Hasya Athallah memperlihatkan foto anaknya mengenakan pakaian Taekwondo/ Foto: Rizky Sulistio/ VOI

Bagikan:

JAKARTA – Ditetapkannya Hasya Athallah menjadi tersangka atas kecelakaan yang menyebabkan dirinya meninggal, menjadi perhatian banyak pihak. Setelah Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI), kini Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) angkat bicara.

Direktur Eksekutif Lemkapi Dr Edi Hasibuan meminta polemik kecelakaan yang melibatkan seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan purnawirawan Polri dituntaskan dengan adil.

"Penetapan tersangka oleh Polda Metro Jaya kurang arif dan terburu-buru karena tidak memperhatikan kondisi psikologi keluarga korban," kata Edi, dikutip dari Antara, Minggu, 29 Januari.

Sebelumnya, pada perkara itu, korban Hasya Attalah yang mengendarai sepeda motor tewas dan menjadi tersangka, sedangkan pensiunan Polri yang mengendarai mobil menjadi saksi.

Untuk menghindari munculnya berbagai spekulasi tudingan negatif terhadap Polri, Edi sarankan penyidik Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya perlu mengundang kedua belah pihak untuk mediasi ulang.

Dia mengatakan dalam menyelesaikan perkara ini, ada persoalan yang tidak tuntas antara keluarga korban dengan pensiunan Polri Eko Setia. Akibatnya, perkara ini menjadi stagnan walau sudah tiga kali Polda Metro Jaya melakukan gelar perkara.

"Dalam situasi yang buntu, sangat disayangkan Polda Metro Jaya malah menerbitkan status tersangka terhadap korban," katanya.

Dia memaklumi jika penetapan tersangka terhadap korban yang meninggal dunia sangat menyakitkan keluarga korban.

Menurutnya, penetapan korban sebagai tersangka sudah barang tentu menimbulkan berbagai spekulasi di tengah masyarakat.

"Apalagi orang yang terkait di sini adalah purnawirawan polisi dan dipersepsikan publik seolah olah diuntungkan. Ini membuat masyarakat menilai polisi tidak profesional," katanya.

Edi memahami komitmen penyidik yang ingin menyelesaikan perkara ini agar cepat tuntas dan memiliki kepastian hukum.

Dalam menyelesaikan perkara ini, kata dia, dibutuhkan jiwa besar dari masing-masing pihak agar kasus kecelakaan lalu lintas ini selesai.

"Khususnya, kepada pensiunan polisi ini agar memiliki kepedulian yang pantas untuk mengurangi penderitaan yang dihadapi keluarga mahasiswa ini," katanya.

Dia meyakini Polda Metro Jaya pasti mampu menyelesaikan kasus kecelakaan ini dengan adil.

Kecelakaan itu terjadi di Jl Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, 6 Oktober 2022.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman di Jakarta, Jumat (27/1) mengatakan pihaknya telah mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) atas kasus itu karena tersangka meninggal dunia.

Latif mengatakan pengemudi mobil Pajero tidak bisa dijadikan tersangka karena mengendarai kendaraan di jalurnya.

"Mobil yang dikendarai tidak keluar dari jalurnya, malah pengemudi roda dua 'merampas' jalan dari pengemudi roda empat," kata Latif.

Latif mengatakan saat kejadian, sepeda motor korban yang berjalan dari arah selatan menuju utara melakukan rem mendadak untuk menghindari kendaraan yang berbelok ke kanan.

"Di saat bersamaan datang kendaraan roda empat yang mengarah dari utara menuju ke selatan sehingga terjadi tabrakan di TKP tersebut." kata Latif.

Latif juga menjelaskan alasan korban dijadikan tersangka karena yang bersangkutan penyebab terjadinya kecelakaan.

"Karena kelalaian korban dalam mengendarai sepeda motor sehingga menghilangkan nyawanya sendiri," kata Latif.