JAKARTA - Taiwan kembali menawarkan bantuan penanganan COVID-19 kepada China yang tengah dilanda gelombang infeksi, kendati belum ada tanggapan dari Beijing, lapor media resmi Taiwan.
China membatalkan kontrol COVID-19 yang ketat bulan lalu setelah protes yang dilakukan masyarakat, mengabaikan kebijakan yang telah melindungi 1,4 miliar penduduknya dari virus selama tiga tahun.
Victor Wang, Kepala Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan mengatakan kepada Central News Agency, pihaknya mengirim email ke otoritas China minggu ini dan menanyakan bagaimana Taiwan dapat membantu mengatasi lonjakan kasus di China, melansir Reuters 6 Januari.
Meningkatnya kasus di China telah memicu kekhawatiran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyoroti angka pasien rawat inap, rawat inap ICU dan khususnya angka kematian akibat virus.
Wang mengatakan, Taiwan juga telah mengirim email ke China pada awal Desember untuk "mengingatkan" pihak berwenang di sana tentang wabah komunitas dan kasus parah di antara anak-anak.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Hsueh Jui-yuan mengatakan, Taiwan dapat menawarkan pengobatan atau vaksin ke China, tetapi tidak jelas apakah Beijing akan menerimanya, menurut Central News Agency.
BACA JUGA:
Sebelumnya, dalam pidato Tahun Baru awal bulan ini, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen untuk pertama kalinya menawarkan untuk memberi China "bantuan yang diperlukan", guna membantunya menangani lonjakan kasus COVID, tetapi mengatakan aktivitas militer China di dekat pulau itu tidak bermanfaat bagi perdamaian dan stabilitas.
Diketahui, Taiwan dan China telah berulang kali memperdebatkan tindakan mereka masing-masing untuk mengendalikan penyebaran COVID.