JAKARTA - Otoritas Taiwan, pada Senin, 11 Januari meresmikan desain baru paspor. Ada perubahan tata letak nama wilayah. Otoritas juga menghapus tulisan "Republik China".
Menurut keterangan resmi kenegaraan, hal itu dilakukan untuk menghindari kebingungan di kantor imigrasi asing, khususnya di tengah situasi pandemi COVID-19. Paspor baru itu diluncurkan saat China berupaya menegaskan kedaulatan wilayahnya di Taiwan, pulau yang saat ini memiliki otonomi untuk memerintah diri sendiri.
Sebelum desain baru diresmikan, paspor Taiwan yang lama memuat tulisan "Republik China" berukuran besar di bagian atas. Sementara tulisan "Taiwan" tercetak di bagian bawah sampul.
Otoritas setempat menerangkan tata letak itu kerap membuat petugas imigrasi bingung. Taiwan menjelaskan penduduknya kerap terdampak kebijakan larangan masuk dari negara-negara asing karena sejumlah petugas imigrasi asing menganggap mereka sama dengan warga China.
Padahal, situasi penanganan COVID-19 di China dan Taiwan berbeda. Menurut otoritas di Taiwan, pihaknya telah mengendalikan penyebaran COVID-19 sejak periode awal pandemi.
Paspor baru yang diresmikan Taiwan memperbesar tulisan "Taiwan" dan menghapus tulisan "Republik China" yang awalnya ada di bagian tengah sampul paspor. Namun, tulisan "Republik China" dalam bahasa China dan bahasa Inggris masih dapat ditemukan di sekeliling emblem Taiwan.
BACA JUGA:
Direktur Jenderal Biro Kekonsuleran Taiwan, Phoebe Yeh, mengatakan pihaknya telah menerima lebih dari 700 permintaan pembuatan paspor baru sampai Senin siang. Umumnya, rata-rata ada 1.000 permintaan paspor baru per hari.
"Tujuan (paspor baru) meningkatkan citra Taiwan sehingga orang-orang kami tidak dianggap datang dari China saat mereka berpergian ke luar negeri," kata Phoebe. Chen Li-ting, salah satu warga yang mengajukan paspor baru, mengatakan "perubahan itu fantastis."
"Saya pikir ini akan terjadi cepat atau lambat. Cepat atau lambat, kata Taiwan akan tampil lebih banyak, (tetapi) itu tidak mengubah fakta Taiwan adalah bagian yang tidak terpisah dari China," kata Chen.
China menyebut Taiwan sebagai bagian dari kedaulatannya. Oleh karena itu, China berpendapat hanya pihaknya yang dapat mewakili Taiwan di forum-forum internasional, termasuk di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).