Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengirim kapal perang jenis fregat terbaru Rusia ke Samudra Atlantik, dipersenjatai dengan rudal jelajah hipersonik generasi baru pada Hari Rabu, sebuah sinyal ke Barat bahwa Rusia tidak akan mundur atas perang di Ukraina.

Rusia, China dan Amerika Serikat sedang berlomba untuk mengembangkan senjata hipersonik yang dipandang sebagai cara untuk mendapatkan keunggulan atas musuh mana pun karena kecepatannya, di atas lima kali kecepatan suara, dan kemampuan manuvernya.

Dalam konferensi video dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Igor Krokhmal, komandan fregat "Admiral Gorshkov (417)", Presiden Putin mengatakan kapal itu dipersenjatai dengan senjata hipersonik Zircon (Tsirkon).

"Kali ini kapal dilengkapi dengan sistem rudal hipersonik terbaru - 'Zirkon'," jelas Presiden Putin, melansir Reuters 4 Januari.

"Saya yakin senjata yang begitu kuat akan melindungi Rusia dari potensi ancaman eksternal," ungkapnya.

Senjata itu, kata Presiden Putin, "tidak memiliki analog di negara mana pun di dunia".

Pekan lalu, Presiden Putin mengatakan Fregat Admiral Gorshkov dengan sistem senjata baru, akan memasuki kedinasan pada awal Januari.

Menurut Presiden Putin, Rusia tidak berniat melakukan provokasi, tetapi itu akan menjadi faktor penguatan kekuatan strategis, seperti mengutip TASS.

Lebih dari 10 bulan sejak Presiden Putin mengirim pasukan ke Ukraina, tidak ada akhir yang terlihat dari perang yang telah berubah menjadi pertempuran artileri musim dingin, menewaskan dan melukai puluhan ribu tentara di kedua sisi.

fregat admiral gorshkov
Fregat Admiral Gorshkov (417) Rusia. (Wikimedia Commons/Ministry of Defence of the Russian Federation/mil.ru)

Sebelumnya, Rusia juga telah menggunakan rudal hipersonik Kinzhal (Belati) di Ukraina.

Bersamaan dengan kendaraan luncur hipersonik Avangard yang memasuki tugas tempur pada 2019, Zircon menjadi tulang punggung persenjataan hipersonik Rusia.

Rusia melihat senjata itu sebagai cara untuk menembus pertahanan rudal AS yang semakin canggih, yang telah diperingatkan Presiden Putin suatu hari nanti dapat menembak jatuh rudal nuklir Rusia.

Sementara itu, Menteri Shoigu mengatakan Fregat Admiral Gorshkov (417) akan berlayar ke Samudera Atlantik, Hindia dan ke Laut Mediterania.

"Kapal ini, dipersenjatai dengan ‘Zirkon’, mampu memberikan serangan yang tepat dan kuat terhadap musuh di laut dan darat," jelas Shoigu.

Menteri Shoigu mengatakan, rudal hipersonik dapat mengatasi sistem pertahanan rudal apa pun. Rudal tersebut terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara dan memiliki jangkauan lebih dari 1.000 km, kata Shoigu.

Tugas utama pelayaran itu adalah untuk melawan ancaman terhadap Rusia dan menjaga "perdamaian dan stabilitas regional bersama dengan negara-negara sahabat", ujar Shoigu.

Terpisah, laporan Layanan Riset Kongres AS tentang senjata hipersonik mengatakan, rudal hipersonik Rusia dan China dirancang untuk digunakan dengan hulu ledak nuklir.

Target senjata hipersonik jauh lebih sulit dihitung daripada rudal balistik antarbenua karena kemampuan manuvernya.

Di luar Rusia, Amerika Serikat dan China, sejumlah negara lain sedang mengembangkan senjata hipersonik termasuk Australia, Prancis, Jerman, Korea Selatan, Korea Utara dan Jepang, menurut Layanan Riset Kongres AS.