30 Narapidana Melarikan Diri Usai Penyerangan: Meksiko Kirim 200 Tentara ke Perbatasan, Direktur Penjara Dipecat
Ilustrasi konvoi tentara Meksiko. (Wikimedia Commons/Adam Jones)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Meksiko mengatakan pihaknya telah menerbangkan 200 personel militer ke kota perbatasan utara Juarez pada Hari Selasa untuk memerangi kejahatan terorganisir di sana, beberapa hari setelah kerusuhan penjara yang mematikan dan menyebabkan narapidana melarikan diri.

Pihak berwenang juga memecat direktur penjara, tempat setidaknya 30 narapidana melarikan diri, kata mereka Selasa.

Jaksa penuntut negara di negara bagian perbatasan Chihuahua mengatakan, Alejandro Alvarado, kepala penjara Juarez, telah diberhentikan, serta diselidiki atas kemungkinan perannya dalam pembobolan penjara, bersama dengan yang lainnya.

Pada Hari Minggu, 19 orang tewas setelah orang-orang bersenjata menyerang penjara beberapa mil di selatan El Paso, Texas, membunuh penjaga dan narapidana, menyebabkan pelarian massal.

Di antara narapidana yang melarikan diri, ada sosok gembong kartel Ernesto Alfredo Pinon de la Cruz, atau yang juga dikenal sebagai "El Neto."

Otoritas federal tiba untuk memulihkan ketertiban, kemudian menemukan "zona VIP" di penjara yang dikelola negara dengan obat-obatan dan uang.

Terpisah, kerabat narapidana mengantre di luar penjara pada Hari Selasa, beberapa meminta untuk berbicara dengan pihak berwenang.

Maria Luisa Pena, bibi seorang narapidana, mengatakan kepada Reuters, pihak berwenang belum memberikan informasi tentang situasi keponakannya.

"Kami khawatir. Kami ingin tahu apa yang terjadi dengan kerabat kami, kami ingin mereka memberi tahu kami sesuatu," ujarnya seperti dilansir 4 Januari.

"Kita semua manusia, bukan? Kita semua membuat kesalahan. Sekarang banyak dari kita ingin kesempatan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kerabat kita," tambah istri seorang napi yang tidak disebutkan namanya.

Pada Senin malam, Pemerintah Chihuahua mengatakan tujuh orang tewas dalam bentrokan polisi berikutnya sebagai bagian dari perburuan untuk menemukan narapidana yang melarikan diri. Dua dari korban tewas adalah polisi.

Diketahui, insiden Hari Minggu menjadi salah satu insiden kekerasan penjara dengan korban tewas tertinggi di Meksiko dalam beberapa tahun terakhir.