Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar mengatakan kelompok ekstremisme yang mengarah pada tindakan terorisme kerap menyalahgunakan internet untuk melakukan propaganda.

Hal itu disampaikan Boy dalam forum Aqaba Process Meeting On South East Asia yang dihadiri delegasi dari 16 negara. Acara itu diadakan di Bali dari 22-23 November 2022.

"Selain menyalahgunakan internet untuk propaganda, mereka berusaha menyedot pendanaan terorisme yang menargetkan generasi muda," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat 25 November, dikutip dari Antara.

Dia bilang, kelompok ekstremisme melakukan rekrutmen dan perencanaan hingga pendanaan tindak pidana terorisme yang menargetkan anak muda bahkan mendorong pelibatan perempuan untuk melakukan aksi teror.

Menurutnya, perlu ada komitmen bersama antara pemerintah, organisasi, entitas internasional, dan perusahaan teknologi dalam menghadapi tantangan tersebut.

"Sangat penting menggunakan pendekatan multidisiplin dengan menguatkan kemitraan dalam mengatasinya," ujarnya.

Kerja sama itu, lanjut dia, tidak hanya antarnegara namun dengan berbagai organisasi internasional.

Kata mantan Kapolda Papua tersebut, upayanya juga bisa melibatkan perusahaan teknologi untuk mengatasi tantangan eksploitasi internet oleh kelompok teroris dan ekstremis berbasis kekerasan.

Forum Aqaba ini tak hanya dihadiri negara-negara sahabat tapi juga perusahaan teknologi seperti Microsoft, Meta, TikTok, YouTube hingga Google.

Dalam pertemuan tersebut, seluruh negara yang hadir sepakat mengenai pentingnya peran Global Internet Forum to Counter Terrorism (GIFCT) dan Christchurch Call to Action yang di antaranya berisi pertukaran informasi, riset, dan praktik terbaik pencegahan radikalisasi melalui internet khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Aqaba Process merupakan sebuah inisiatif yang dibuat King Abdullah II dari Kerajaan Yordania pada tahun 2015 untuk mempertemukan perwakilan pejabat pemerintah, praktisi teknologi, dan masyarakat sipil.

Tujuan Aqaba Process meningkatkan koordinasi di tingkat global, bertukar informasi, keahlian dalam upaya penanggulangan terorisme, dan ekstremisme "online" maupun "offline" menggunakan pendekatan holistik.