Cara Teroris Munculkan <i>Lone Wolf</i>: Membangun Politik Identitas
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar (Foto via Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar membongkar cara kelompok terorisme untuk bisa memunculkan sel-sel teroris baru.

"Kelompok teror masih melakukan cara-cara lama. Mereka melakukan propaganda dengan tujuan muncul ketidakpercayaan atau distrust pada pemerintah," kata Kepala BNPT Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin 19 September.

Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan kuliah di depan 210 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian-Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK).

Boy Rafli mengatakan kelompok teror kerap menunggangi isu-isu strategis untuk menciptakan ketidakpercayaan pada pemerintah. Harapan mereka ialah terjadinya polarisasi masyarakat sehingga memunculkan sel-sel teroris yang baru.

"Propaganda kelompok teror yang menentang negara memanfaatkan isu ekonomi dan isu lainnya, ini cara mereka yang ingin terjadinya distrust kepada pemerintah," kata Boy Rafli dilansir dari Antara.

Selain itu, kelompok teror juga membangun politik identitas dengan tujuan munculnya polarisasi di tengah masyarakat.

"Jika tidak diantisipasi, polarisasi ini dapat melahirkan sel-sel terorisme baru bahkan pelaku tunggal atau lone-wolf," kata dia.

Dia menjelaskan upaya propaganda kelompok teror tersebut dilakukan melalui media sosial. Para pelaku juga sadar kalau media sosial dapat menarik simpati dan semangat kolektif dalam waktu yang singkat.

Sebagai upaya untuk menangkal propaganda kelompok teror, Polri yang merupakan mitra BNPT diharapkan melakukan transformasi lima bidang yaitu wawasan kebangsaan, pembangunan kesejahteraan, moderasi beragama, akar budaya bangsa dan revitalisasi nilai pancasila.

Transformasi dapat memproteksi masyarakat dari propaganda radikalisme terorisme yang beredar di dunia maya.

"Negara punya tugas dalam memproteksi warga negara agar tidak terlibat terorisme. Oleh karena itu, transformasi harus kita lakukan bersama dengan pemangku kepentingan lain," ujarnya.