Bagikan:

JAKARTA - Turki berhasil mendapatkan database berharga milik ISIS setelah menggelar operasi selama beberapa bulan, berisi nama dan informasi tentang 9.952 teroris "serigala tunggal" di dunia.

Daily Sabah, seperti dikutip 10 Agustus, memperoleh akses ke rincian operasi yang dimulai di sebuah kafe di Istanbul dan diakhiri dengan penangkapan seorang tersangka yang memiliki database di Bandara Istanbul.

Keberadaan database yang berisi informasi biografi para teroris lone wolf, mulai dari skill hingga informasi tempat tinggal dan identitasnya, diketahui keberadaannya oleh sebagian besar badan intelijen mulai dari CIA, MI6 hingga Mossad.

Badan-badan intelijen menugaskan 40 agen di Tajikistan, Uzbekistan dan Pakistan, untuk melacak database yang diketahui dimiliki anggota ISIS di negara-negara tersebut.

Basis data tersebut pertama kali dimiliki oleh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang terbunuh pada 27 Oktober 2019. Agen-agen AS menjelajahi daerah di mana al-Baghdadi terbunuh di Suriah dalam sebuah operasi. Namun, data itu sudah lama menghilang dan belakangan diketahui berada pada penerus al-Baghdadi, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi.

isis
Ilustrasi ISIS. (Wikimedia Commons/Aharan_kotogo)

Sementara itu, unit intelijen dan kontraterorisme polisi Istanbul, yang melakukan operasi melawan ISIS, menemukan percakapan yang mencurigakan di antara target intelijen yang mereka sadap. Mereka menemukan "pertukaran kargo" milik ISIS, meskipun mereka tidak mengetahui isinya. Pengawasan pun ditingkatkan.

Menurut laporan Abdurrahman Soğuksu, direktur kontraterorisme kepolisian Istanbul, database tersebut menjadi topik pembicaraan antara Mehmet Çelik, Zeyneddin Çalışkan, Hikmet Aliyev, Seymur Rzayev dan Ilyas Yıldırım yang berkumpul di sebuah kafe. Orang-orang itu, yang diduga memiliki hubungan dengan intelijen Iran, berbicara tentang "kargo digital" yang dijual oleh anggota ISIS yang mencurinya dari pimpinan kelompok teroris dan mendiskusikan cara mendapatkannya untuk intelijen Iran.

Pengawasan Turki mengungkapkan, anggota ISIS yang memiliki database menegosiasikan penjualan database tersebut kepada lima orang, yang tidak mengetahui hubungan mereka dengan intelijen Iran, dengan harga 8,5 juta euro. Kedua belah pihak menyetujui pengiriman database di Istanbul dan setelah berbulan-bulan negosiasi, Kementerian Intelijen Iran (VAJA) memberi tahu orang-orang itu bahwa mereka siap membayar harganya, setelah melihat "pratinjau" database.

isis
Ilustrasi ISIS. (Wikimedia Commons/VOA)

Seorang kurir ISIS tiba di Istanbul untuk penjualan sementara polisi Istanbul meluncurkan operasi tersebut. Kurir itu dicegat di terminal kedatangan Bandara Istanbul dan basis data ditemukan di tangannya.

Polisi juga menahan lima pria yang bekerja untuk intelijen Iran. Seymur Rzayev adalah warga negara Azerbaijan asal Iran dan terlibat dalam proyek rahasia untuk pengembangan kendaraan udara tak berawak (UAV) di Iran. Sementara Aliyev, seorang warga negara Iran, mengoperasikan perusahaan kargo. Adapun Çalışkan dan Çelik, juga pengusaha, bekerja untuk memasok suku cadang untuk proyek pertahanan strategis Iran.

Diketahui, database tersebut menjadi buruan internasional untuk waktu yang lama karena berisi semua informasi tentang teroris 'serigala tunggal' dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Belanda, Swedia, Norwegia, Denmark, Swiss, Austria dan Spanyol yang merupakan anggota sel tidur ISIS di seluruh dunia.

Dikatakan, Al-Qurashi yang mengetahui bahwa badan intelijen asing sedang mencarinya, memutuskan untuk mengirimkannya ke negara lain. Tetapi kurir yang dia tugaskan untuk pengiriman mengetahui tentang isi database dan memutuskan untuk menjualnya.

Dia menghilang tetapi ditemukan oleh anggota ISIS. Dia mengaku kehilangan database dan tidak mengaku, meskipun interogator kelompok teroris memotong kedua kakinya. Pimpinan kelompok teroris tersebut tidak percaya bahwa database tersebut hilang begitu saja, kemudian mengejar calon tersangka yang menurut mereka telah mencuri database tersebut.

Buntutnya, mereka mengeksekusi seorang anggota ISIS di Uzbekistan dan dua lainnya di Suriah karena dicurigai melakukan pencurian. Tapi, mereka gagal menemukan daftar teroris serigala tunggal yang berharga.

Serangan tunggal ISIS adalah ancaman yang sulit dideteksi dan terjadi di berbagai negara. Salah satu serangan lone wolf ISIS menewaskan 50 orang pada serangan di sebuah klub malam Florida 12 Juni 2016 silam.

Lone wolf juga menewaskan 84 orang di Nice Prancis ketika sebuah truk menabrak kerumunan, hingga serangan terhadap klum malam di Istanbul dan menewaskan 39 orang.