JAKARTA - Polda Metro Jaya telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror terkait Mustopa, pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hasilnya, pria itu tak terbukti terlibat jaringan terorisme.
“Kita juga berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 untuk memastikan apakah tersangka ini merupakan bagian daripada jaringan terorisme,” ujar Direktur Rerserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Selasa, 2 Mei.
Dari pendalaman Densus, Mustopa tak terafiliasi dengan jaringan atau kelompok teroris manapun. Pelaku juga tak masuk dalam Lone Wolf atau teroris yang bergerak sendiri.
Tindakannya yang menembaki kantor MUI sejauh ini diduga karena rasa kekecewaannya. Karenanya, Mustopa nekat melakukan aksi teror tersebut.
“Hasil penyelidikan Densus bahwa tersangka tidak termasuk dalam jaringan teror. Bukan merupakan wujud daripada teror Lone wolf,” ungkapnya.
Selain itu, Mustopa juga tidak masuk dalam bagian atau pemilihan anggota baru suatu kelompok (kooptasi) ideologi agama yang ekstrem.
“Dan juga (tersangka) tidak terkooptasi dengan ideologi agama yang ekstrem,” kata Hengki.
BACA JUGA:
Aksi penembakan terjadi di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat. Penembakan itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB.
Dari foto yang diterima, nampak pintu kaca kantor MUI pecah. Diduga akibat aksi penembakan tersebut.
Dalam aksi penembakan itu satu karyawan MUI terluka. Ia terkena tembakan di punggung.
Di sisi lain, Mustopa si pelaku penembakan disebut telah tewas usai melakukan aksinya. Namun, soal penyebabnya belum diketahui.