Komisi V DPR: Kata BMKG, Belum Ada Teknologi Pendeteksi Gempa di Seluruh Dunia
BMKG memasang water level di pulau dekat Gunung Anak Krakatau untuk memantau gelombang tsunami di Selat Sunda karena gempa. (Antara-Sigid K)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi V DPR dari Fraksi PKB Neng Eem Marhamah Zulfa mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, (BMKG) belum menemukan teknologi atau alat pendeteksi gempa yang akan terjadi. Bahkan di seluruh dunia juga belum bisa memprediksi waktu terjadinya gempa bumi. 

"Kita sih belum melihat (ada teknologi pendeteksi gempa), memang kemarin mau rapat dengan BMKG dan Basarnas tapi karena ada gempa kita tidak jadi. Kalau bicara alarm memang sih saya sudah tanya ke BMKG memang tidak ada teknologi manapun di dunia yang bisa memprediksi bakal terjadi gempa itu belum ada," ujar Neng Eem kepada VOI, Selasa, 22 November. 

Sejauh ini BMKG baru memiliki alat pendeteksi terkait potensi dan notifikasi gempa dan tsunami. Serta peringatan cuaca dini. 

"Ya hanya curah hujan, kaya gitu aja. Kalau di sini akan terjadi gempa itu tidak ada, kalau di beberapa kota berpotensi gempa itu ada deteksi tapi kapan akan terjadi itu belum ada teknologi menangkap itu di seluruh dunia, kata BMKG," ungkap legislator PKB dapil Jawa Barat itu. 

Sebelumnya, pimpinan DPR RI akan meminta komisi teknis, dalam hal ini Komisi V DPR dan Komisi VIII DPR untuk duduk bersama pemerintah guna membahas pola mitigasi bencana dan alat deteksi gempa. 

Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, menyikapi gempa Cianjur berkekuatan 5,6 M yang terjadi pada Senin, 21 November, siang kemarin. Menurutnya, diskusi untuk menemukan alat pendeteksi gempa lebih dini sangat penting agar bisa meminimalisir dampak bencana. 

“Kita akan minta kepada komisi teknis terkait untuk duduk bersama dengan pihak pemerintah, untuk mungkin membuat pola mitigasi atau alat deteksi yang bisa lebih dini memperingatkan agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 22 November.