Bagikan:

JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali berhasil mengirim pesan yang jelas untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

“Meskipun (Presiden Rusia Vladimir) Putin tidak datang, pesan yang dikirim oleh kekuatan ekonomi utama dari Bali sangat jelas ... sebagian besar anggota G20 secara eksplisit mengutuk perang di Ukraina!” kata Macron dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Rabu 17 November.

Macron menegaskan G20 tidak menutup mata terhadap perang. Dia menuturkan, G20 terus membuka ruang pembicaraan, termasuk dengan China dan India, untuk mendorong Rusia mengakhiri konflik.

“Sekarang waktunya bagi Rusia untuk mendengar pesan yang disampaikan oleh komunitas internasional dan kembali ke meja negosiasi,” tuturnya disitat Antara.

Macron kemudian menyinggung perkembangan terbaru atas konflik Rusia-Ukraina, yaitu jatuhnya rudal di sebuah desa di Polandia yang dekat dengan perbatasan Ukraina.

Insiden terjadi pada Selasa 15 November itu, menewaskan dua orang. Kepala negara G7+ langsung bereaksi melakukan pertemuan darurat di sela-sela KTT G20 Bali pada Rabu 16 November pagi.

“Kami sedang bekerja sama dengan Polandia untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan kami melakukannya dengan seluruh sekutu yang kami temui pagi ini,” ujar Macron mengenai rapat G7.

Terpisah, Presiden Polandia Andrzej Duda menanggapi insiden yang dialami negaranya. Dia bilang tidak ada indikasi serangan rudal itu sengaja menargetkan Polandia.

"Kami tidak mengantongi bukti bahwa roket itu diluncurkan oleh pihak Rusia, kemungkinan besar roket itu digunakan oleh pasukan pertahanan Ukraina," kata Andrzej pada Rabu 16 November pagi.

Dalam Bali Leaders’ Declaration atau Deklarasi Bali yang disepakati para kepala negara G20 dalam KTT kelompok kerja sama 19 negara plus Uni Eropa itu, menyesalkan agresi Rusia terhadap Ukraina.

Para pemimpin G20 sepakat menuntut Rusia menarik seluruh pasukannya dari Ukraina.