JAKARTA - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak meragukan pemaparan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) soal laporan keuangan penyelenggaraan Formula E 2022 menghasilkan keuntungan Rp6 miliar.
Gilbert menyebut, perhitungan untung-rugi yang disampaikan BUMD penyelenggara Formula E itu tak memiliki dasar yang jelas.
Sebab, Jakpro tak memasukkan perhitungan pengeluaran biaya commitment fee yang digelontorkan dari APBD sebesar Rp560 miliar pada tahun 2019 dan 2020 lalu.
"Perhitungan itu belum jelas dasarnya. Saya melihat biaya commitment fee dan biaya pelaksanaan belum masuk," kata Gilbert dalam pesan singkat, Selasa, 8 November.
Belum lagi, sampai saat ini Jakpro belum juga bisa menyampaikan hasil revisi studi kelayakan atau feasibility study (FS) gelaran Formula E untuk diungkap kepada publik.
Padahal, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dalam hasil pemeriksaan laporan keuangan Pemprov DKI, merekomendasikan Jakpro untuk memperbarui FS yang disusun pada tahun 2019 dengan mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19.
Atas hal ini, Gilbert pun menduga bahwa sampai sekarang Jakpro belum mengerjakan revisi FS setelah penyelenggaraan Formula E yang sudah berjalan beberapa bulan lalu.
"FS yang baru sebagai jawaban atas temuan BPK, saya tidak tahu apa dikerjakan atau tidak. Kalau memang tidak ada revisi, ini pelanggaran sebab pemerintah wajib menindaklanjuti temuan BPK," cecar Gilbert.
BACA JUGA:
Sebelumnya, PT Jakpro membeberkan hasil laporan keuangan sementara atas penyelenggaraan Formula E. Laporan ini disusun per tanggal 30 September 2022. Hal ini diungkapkan dalam rapat Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta yang membahas soal rancangan KUA-PPAS APBD DKI tahun anggaran 2023.
Awalnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mendesak Jakpro untuk buka-bukaan soal pendapatan yang diraup dalam penyelenggaraan Formula E.
Lalu, Direktur Bisnis PT Jakpro Gunung Kartiko membuka data mengenai laporan laba-rugi proyek penugasan Formula E. Gunung mengungkapkan bahwa laba bersih Formula E sebesar Rp6,4 miliar.
"Kalau kita lihat, masih ada positif sebesar kurang lebih Rp6 miliar," kata Gunung di Grand Cempaka Resort, Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 November.
Gunung memaparkan, laba ini didapatkan dari perhitungan pendapatan usaha sebesar Rp137,3 miliar dengan beban pokok pendapatan sebesar Rp129,5 miliar. Sehingga, laba bruto Formula E tercatat Rp7,7 miliar.
Kemudian, ada pengurangan laba kotor dengan beban administrasi Rp1,8 miliar, beban lain-lain sebesar Rp13 juta. Lalu, tercatat pendapatan lainnya Rp2,1 miliar, serta beban pajak Rp1,5 miliar. Dari perhitungan ini, tercatat laba bersih menjadi Rp6,4 miliar.
"Laporan keuangan Formula E ini belum selesai diaudit. Jadi, ini laporan per 30 September 2022," ucap Gunung.