Beredar Surat Teror Bom di ICE BSD Tangerang, Polda Metro Kerahkan Anjing Pelacak Hingga Jibom
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan/DOK Rizky Adytia VOI

Bagikan:

JAKARTA - Polda Metro Jaya mengerahkan anjing pelacak hingga satuan penjinak bom (jibom) di ICE BSD Tangerang. Pengerahan itu buntut beredarnya ancaman bom di pusat perbelajaan itu yang sekaligus lokasi konser boyband asal Korea Selatan, NCT 127.

"Tim kepolisian khususnya Polres Tangerang Selatan sudah melakukan pengecekan di lokasi dengan menurunkan anjing pelacak yang berkemampuan mendeteksi ancaman bom, alat peledak," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan kepada wartawan, Jumat, 4 November.

Saat ini, satuan jibom itu sedang menyisir seluruh titik ICE BSD Tangerang. Tentunya, guna memastikan tidak ada bahan peledak yang dapat membahayakan para pengunjung.

"Untuk SOP terkait ancaman bom kita kan harus lakukan sterilisasi dari Jibom, Brimob, sementara masih berlangsung," ungkapnya.

Hasil penyisiran sementara, lanjut Zulpan, tak ditemukan bahan peledak atau barang mencurigakan lainnya.

Sehingga, pengunjung ICE BSD Tangerang atau penonton konser nanti diminta tidak panik. Sebab, pengamanan dari kepolisian akan terus dilakukan.

"Kemudian untuk acara nanti malam itu, jam 7 smpai 10. Jadi tidak usah (resah, red), masyarakat kita imbau tidak usah panik, nanti kepolisian memberikan hasil sterilisasi dari Jibom terkait dengan keamanan tempat acara," kata Zulpan.

Beredar di media sosial mengenai ancaman aksi bom bunuh diri di ICE BSD Tangerang atau lokasi konser boyband asal Korea Selatan, NCT 127.

Ancamana aksi bom bunuh diri itu sempat diunggah akun Twitter @Ryuchalis. Dikatakan, aksi teror itu bakal berlangsung hari ini atau Jumat, 4 November.

Pada cuitan akun itu, tertera foto menampilkan empat surat yang bertuliskan ratusan bahan peledak yang siap digunakan yaitu jenis TNT dan TATP. Selain itu, bom bunuh diri tersebut juga dilakukan oleh 11 orang dengan menggunakan 3 buah mobil.

Bahkan, pada salah satu surat menampilkan si penulis meminta pertolingan. Sebab, seolah dia dipaksa untuk melakukan aksi teror oleh organisasi tertentu.

"Saya dan keluarga dipaksa untuk mengikuti aksi ini oleh sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi," tulisnya dikutip VOI, Jumat, 4 November. Hanya saja, unggahan itu telah dihapus oleh pemilik akun @Ryuchalis.