Hasil Sterilisasi di ICE BSD Tak Ditemukan Bahan Peledak, Konser Boyband NCT 127 Tetap Digelar
NCT 127 (Foto: IG @NCTsmtown_127)

Bagikan:

JAKARTA - Polisi memastikan situasi dan kondisi di kawasan ICE BSD Tangerang aman dan kondusif. Sebab, hasil penyisiran tak ditemukan bahan peledak.

"Jadi tadi sudah dilakukan sama tim jibom dan anjing pelacak ya, tidak ada unsur-unsur yang berkaitan bahan peledak atau bom ya. Jadi situasi dipastikan aman," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan kepada wartawan, Jumat, 4 November.

Namun, untuk tetap menjaga keamanan di kawasan tersebut ratusan personel kepolisian akan disiagakan. Kemudian, memperketat pengawasan pengunjung atau penonton konser.

Sedianya, kawasan ICE BSD akan dijadikan lokasi konser boyband asal Korea Selatan, NCT 127.

"Sampai sekarang 250 orang kemudian dengan cara bertindak dan SOP dalam pengecekan kepada tiap penonton nanti lebih ketat lagi," ungkap Zulpan.

Dengan dinyatakan kondisi amanbdan kondusif, konser boyband NCT 127 yang berlangsung pada pukul 19.00 WIB tetap digelar.

Bahkan, sebagaian penonton sudah mulai memadati kawasan itu untuk menukarkan tiket masuk konser.

"Kepolisian sudah koordinasi dengan pihak penyelenggara kegiatan tetap berlangsung. Saat ini juga sebagian penonton sudah datangi lokasi acara ya," kata Zulpan

Sebelumnya diberitakan, beredar di media sosial mengenai ancaman aksi bom bunuh diri di ICE BSD Tangerang atau lokasi konser boyband asal Korea Selatan, NCT 127.

Ancamana aksi bom bunuh diri itu sempat diunggah akun Twitter @Ryuchalis. Dikatakan, aksi teror itu bakal berlangsung hari ini atau Jumat, 4 November.

Pada cuitan akun itu, tertera foto menampilkan empat surat yang bertuliskan ratusan bahan peledak yang siap digunakan yaitu jenis TNT dan TATP. Selain itu, bom bunuh diri tersebut juga dilakukan oleh 11 orang dengan menggunakan 3 buah mobil.

Bahkan, pada salah satu surat menampilkan si penulis meminta pertolingan. Sebab, seolah dia dipaksa untuk melakukan aksi teror oleh organisasi tertentu.

Hanya saja, unggahan itu telah dihapus oleh pemilik akun @Ryuchalis.

"Saya dan keluarga dipaksa untuk mengikuti aksi ini oleh sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi," tulisnya dikutip VOI, Jumat, 4 November.