MEDAN - Calon Wali Kota Medan nomor urut 1 Akhyar Nasution menyebut keberhasilan Pemerintah Kota Medan mengendalikan COVID-19. Akhyar yang sedang cuti dari posisi Plt Wali Kota Medan ini membandingkan jumlah kasus COVID-19 dengan tingkat nasional.
“Kota Medan menyumbang 50 persen dari angka postif Sumatera Utara tapi dibanding nasional sangat relatif moderat dan rendah. Satu hari positivity 20-30, kesembuhan tinggi 80 persen. Artinya COVID di Medan sudah relatif terkendali dibanding nasional rekor tertinggi 8369, sementara di Medan 20-30 (kasus per hari),” kata Akhyar Nasution dalam debat Pilkada Medan yang disiarkan Youtube KPU Kota Medan, Sabtu, 5 Desember.
Momentum pengendalian COVID-19 sambung Akhyar perlj dijaga. Warga Kota Medan pun disebut Akhyar sudah menyadari bahayanya virus corona baru ini.
“Penanganan COVID-19 Pemkot Medan selama saya menjadi plt wali kota mengeluarkan Perwali tentang karantina bagi orang yang terpapar dan Perwali 27 tentang adaptasi kebiasaan baru, ini terus dilaksanakan dan dikontrol sehingga COVID di Medan relatif terkendali,”paparnya.
Sementara itu calon wali kota Medan nomor urut 2 Bobby Nasution menyebut jawaban Akhyar Nasution tak sesuai konteks pertanyaan moderator. Lewat panelis, moderator bertanya soal pengoptimalan program testing, tracing, treatment (3T) dalam penanganan COVID-19.
“Jawabannya yang sebenarnya mungkin belum dijelaskan bagaimana 3T ini penanganannya, mungkin yah apabila terpilih atau kemarin Plt wali kota, testing apa sudah cukup? Lab-lab di Medan, bisa nggak kemampuan kepala daerah menambah lab agar lebih cepat karena masyarakat dites butuh beberapa hari menunggu hasilnya. Ini harus ditekan,” ujar Bobby.
BACA JUGA:
Menantu Presiden Jokowi yang maju di Pilkada Medan bersama Aulia Rachman ini juga menyebut pentingnya edukasi terhadap warga Medan soal COVID-19.
“Warga Medan masih menganggapi COVID-19 sebagai hal memalukan. Makanya banyak sekali masyarakat Kota Medan tidak mau dites dan kita harus beri edukasi COVID-19 bukan aib, bisa disembuhakan,” ujar Bobby menyebut peran penting puskesmas, kepala lingkungan hingga kecamatan sebagai agen penanganan COVID-19.