Bagikan:

JAKARTA - Pasangan calon wali kota-wakil wali kota Medan, Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dinilai menguasai substansi pada debat Pilkada Medan.

Akhyar Nasution dalam debat Pilkada Medan berbicara soal visi mewujudkan Kota Medan cantik, berkarakter menuju kota masa depan yang nyaman dan bahagia warganya. Visi ini disebut kombinasi antara pemikiran Akhyar dan Salman Alfarisi, kader PKS. 

Ada sejumlah misi yang diusung pasangan dengan akronim Aman ini. Pertama Medan berkarakter, yakni kota medan yang hidup saling menghormati dan berdampingan.

“Orang Medan itu saling sayang-menyayangi itu karakter Medan itulah Medan berkarakter,” kata Akhyar dalam debat Pilkada Medan, Sabtu, 7 November.

Sedangkan calon wakil wali kota Salman Alfarisi berbicara 3 misi lainnya yakni Medan berkawan, Medan Maju dan Medan Sejahtera.

Medan Berkawan menurut dia akan diwujudkan termasuk dengan tata kelola pemerintah dan digitalisasi data dan informasi. 

“Medan maju, harus berani bersinergi, berinovasi. Transparansi birokrasi, kita ingin menciptakan iklim cantik yang punya daya saing. Medan Sejahtera, perluasan percepatan kesejahteraan harus sebanding dengan infrastruktur. Meningkatkan kemampuan masyaakat kota Medan secara mandiri,” kata Salman.

Dalam debat Pilkada Medan, calon wali kota Medan nomor urut 2 Bobby Nasution lugas berbicara soal kondisi terkini di Medan dari urusan banjir, sampah dan infrastruktur. Bobby juga menyinggung soal minimnya UMKM di Medan yang berbasis digital.

Akhyar langsung menampik pernyataan Bobby Nasution itu. Menurutnya banyak UMKM di Medan berbasis online.

“Saya sudah melakukan pengecekan di lapangan, bertemu  sejumlah UMKM yang membuat masker contohnya. Saya ingin membeli masker  buatan mereka, tapi mereka tidak bisa  menjualnya kepada saya,  karena semua produk mereka sudah laku. Pembelinya ada dari luar Sumut. Lalu saya tanya, bagaimana menjualnya kok sampai dibeli orang dari luar Sumut? Mereka bilang kalau penjualannya sudah menggunakan system online,” kata Akhyar.

Fakta-fakta itu, kata Akhyar membuktikan sektor UMKM di Medan sudah melek digital. Bahkan sekarang ini sudah ada jasa menyediakan kebutuhan rumah tangga, seperti bahan-bahan masakan secara online, seperti start-up Raja Sayur. 

“Makanya kalau UMKM di Medan dikatakan belum menerapkan sistem digital, itu salah besar,” tegasnya. 

Akhyar yakin ke depan usaha berbasis digital di Medan akan semakin berkembang. Sedangkan saat Akhyar bertanya pandangan Bobby-Aulia Rachman mengenai UU Cipta Kerja soal kewenangan pemerintah daerah, Bobby tak menjawab lugas. 

“Oleh karena itu, Pemkot Medan pun perlu sejalan dengan pemerintah pusat,” ujar Bobby.

Dosen FISIP Universtas Sumatera Utara (USU)  H Syakhyan Asmara menilai debat Pilkada Medan masih bersifat pemanasan. Hanya saja menurutnya, pasangan Akhyar-Salman lebih menguasai substansi sehingga mampu menawarkan gagasan yang konkret dan solutif.

Sementara untuk pasangan Bobby dan Aulia  lebih banyak mengulas hal-hal yang sifatnya makro tanpa didukung data yang kuat. 

“Mungkin kalau debat ke depan, Bobby dan Aulia perlu menguasai data yang lengkap. Kalau hanya sekedar wacana, mereka akan kalah dengan Akhyar Nasution yang lebih menguasai lapangan,” kata Syakhyan.