Berseragam PDIP, Loyalis Akhyar di Medan Turun ke Jalan Tolak Bobby Nasution
Demo loyalis Akhyar Nasution menolak pencalonan Bobby Nasution di Pilkada Medan

Bagikan:

MEDAN - Loyalis Akhyar Nasution kembali memprotes dicalonkannya Bobby Nasution di Pilkada Medan. Aksi ini digelar dengan mengenakan seragam PDIP.

Aksi ini diklaim diikuti oleh perwakilan 11 Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kota Medan. Mereka tetap loyal mendukung pencalonan Akhyar Nasution yang menyeberang ke Demokrat dan dipecat DPP PDIP.

“Kami PAC Medan masih mendukung Akhyar sebagai calon wali kota walaupun tidak dari PDI Perjuangan,” kata Ketua PAC PDIP Medan Perjuangan, Tumpal Sitanggang kepada wartawan, Rabu, 26 Agustus.

Menurut mereka, Akhyar merupakan kader tulen PDIP yang sudah berjuang untuk partai. Sedangkan Bobby Nasution dianggap bukan kader. Akhyar dinilai berpengalaman dan dekat dengan masyarakat.

“Karena Akhyar kader tulen, dia di PDIP mulai dari nol, dia senior kita. Seorang Akhyar saja sanggup dilakukan seperti itu, bagaimana dengan kami yang hanya ketua PAC. Kami aksi pesan moralnya itu jangan ada lagi Akhyar-Akhyar berikutnya,” sambungnya.

Sedangkan Bobby dinilai calon yang dipaksakan karena belum cukup pengalaman untuk memimpin kota Medan yang penuh dinamika.

“Bobby terkesan manfaatkan PDIP hanya sebagai perahu saja. Sekarang kita lihat, pernah enggak dia silaturahmi ke PDIP?” ujar Tumpal.

Dalam aksinya mereka membawa poster yang di antaranya menyebut "Bobby Nst Calon Karbitan yang Dipaksakan" dan 11 PAC PDIP Tolak Bobby Nst’.

Aksi ini digelar di Jalan HM Jhonni Medan sebagai simbol Akhyar didukung kader akar rumput dan masyarakat. 

Di Jakarta, nama Akhyar Nasution disinggung Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya ketum partai punya hak prerogatif menentukan calon kepala daearh.

“Ada itu di Medan, dia masuk sebagai PDI, itu bayangkan loh, urusan rekomendasi itu urusan saya, karena saya dipilih oleh kongres partai, semua mesti tahu itu. Kongres partai lah memberikan namanya hak prerogatif,” kata Megawati.

"Tidak disetujui, tidak direkomendasi terus ngamuk. Loh saya mikir ini gimana? Katanya kader partai. Ya sudah aturan partainya gimana, ya sudah saya pecat. Saya pecat. Iya dong, fair," sambung Mega.