JAKARTA - PDI Perjuangan dikabarkan memecat ketua pengurus anak cabang (PAC) Medan yang menjadi loyalis Akhyar Nasution. Pemecatan berkaitan dengan ketidaktaatan kader atas keputusan DPP PDIP yang mengusung Bobby Nasution-Aulia Rachman.
Namun belum ada petinggi DPD PDIP Sumatera Utara (Sumut) yang bersuara. Dari informasi yang diterima, SK pemecatan dan Plt Ketua PAC bakal diberikan siang nanti kepada Ketua PAC yang membelot menjadi loyalis Akhyar Nasution.
“Iya benar,” kata Sekretaris DPC PDIP Roby Barus dikonfirmasi, Selasa, 1 September.
Gejolak internal PDIP Medan terjadi saat Bobby Nasution yang berpasangan dengan Aulia Rachman diusung PDIP. Padahal sejumlah ketua PAC Medan memilih mengusung Akhyar Nasution yang saat ini menjabat Plt Wali Kota Medan.
Keputusan PDIP mengusung Bobby Nasution memaksa Akhyar Nasution berganti perahu parpol. Akhyar pindah ke Demokrat lalu diusung sebagai bakal calon Wali Kota Medan di Pilkada 2020. Akhyar diusung bersama Plt Ketua DPD PKS Medan Salman Alfarisi.
Terus Bergolak
Lontaran pernyataan dari ketua PAC PDIP pro Akhyar Nasution memanaskan suhu politik di Pilkada Medan. Bahkan loyalis Akhyar sampai harus turun ke jalan membawa poster berisi penolakan terhadap pencalonan Bobby Nasution.
Aksi turun ke jalan dengan seragam PDIP pada Rabu 26 Agustus, diklaim diikuti oleh perwakilan 11 PAC PDIP Kota Medan. Mereka tetap loyal mendukung pencalonan Akhyar Nasution yang menyeberang ke Demokrat dan dipecat DPP PDIP.
“Kami PAC Medan masih mendukung Akhyar sebagai calon wali kota walaupun tidak dari PDI Perjuangan,” kata Ketua PAC PDIP Medan Perjuangan, Tumpal Sitanggang.
Menurut mereka, Akhyar merupakan kader tulen PDIP yang sudah berjuang untuk partai. Sedangkan Bobby Nasution dianggap bukan kader. Akhyar dinilai berpengalaman dan dekat dengan masyarakat.
“Karena Akhyar kader tulen, dia di PDIP mulai dari nol, dia senior kita. Seorang Akhyar saja sanggup dilakukan seperti itu, bagaimana dengan kami yang hanya ketua PAC. Kami aksi pesan moralnya itu jangan ada lagi Akhyar-Akhyar berikutnya,” sambungnya.
Sedangkan Bobby dinilai calon yang dipaksakan karena belum cukup pengalaman untuk memimpin kota Medan yang penuh dinamika.
Sementara di tanggal yang sama, nama Akhyar Nasution disinggung Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya ketum partai punya hak prerogatif menentukan calon kepala daearh.
“Ada itu di Medan, dia masuk sebagai PDI, itu bayangkan loh, urusan rekomendasi itu urusan saya, karena saya dipilih oleh kongres partai, semua mesti tahu itu. Kongres partai lah memberikan namanya hak prerogatif,” kata Megawati.
"Tidak disetujui, tidak direkomendasi terus ngamuk. Loh saya mikir ini gimana? Katanya kader partai. Ya sudah aturan partainya gimana, ya sudah saya pecat. Saya pecat. Iya dong, fair," sambung Mega.