MEDAN - Dua kali debat, dua kali pula Bobby Nasution tampil dengan gaya ‘menyerang’ petahana yang jadi pesaingnya di Pilkada Medan, Akhyar Nasution. Di pembukaan debat Pilkada Medan, urusan banjir, jalan berlubang dan korupsi menjadi topik yang terus disuarakan Bobby Nasution untuk menggambarkan butuhnya perubahan Kota Medan.
“Banjir tak pernah usai, jalan lubang, sampah di mana mana. Korupsi tidak pernah selesai,” kata Bobby Nasution dalam debat Pilkada Medan, Sabtu, 21 November.
Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini menggambarkan bobroknya pelayanan publik di Medan. Maklum, penantangnya Akhyar Nasution merupakan petahana. Jabatannya Plt Wali Kota Medan namun saat ini berstatus cuti karena berkompetisi di Pilkada Medan.
“Tugas utama pemerintah adalah memberi jaminan pelayanan publik kepada masyarakat bisa baik, cepat dan tepat. Hari ini bisa kita lihat bagaimana pelayanan publik di Pemkot Medan, penilaian dari masyarakat hari ini bisa kita bilang kurang baik dan buruk ditambah lagi penilaian sakit 2019 diperparah dengan persepsi korupsi indeks persepsi korupsi. Dari 12 kota besar di Indonesia, Kota medan menjadi kota terendah,” kata Bobby Nasution yang kompak mengenakan jaket denim bersama pasangannya Aulia Rachman saat debat Pilkada Medan.
Di sisi kanan panggung, pasangan calon nomor urut 1 Akhyar Nasution-Salman Alfarisi langsung membeberkan pencapaian 4 tahun Pemko Medan. Akhyar yang juga kader Demokrat menyebut kemajuan Kota Medan.
Gedung menjulang tinggi yang tumbuh di Medan, kehidupan masyarakat Medan yang saling hormat-menghormati sampai ke usia harapan hidup warga Medan yang meningkat menjadi 72 tahun dibeberkan Akhyar dalam pembuka debat Pilkada Medan.
“Ini artinya Kota Medan terus tumbuh dan berkembang. Kota Medan saat ini pelayanan masyarakatnya sudah dilayani digital, dinas sudah terstandarisasi ISO 9001, ini bukan main-main. Banyak yang sudah dikerjakan 4 tahun, 833 ruas jalan, dibetulin, ada 450 ruas drainase dibetulin. Ada 1.170 rumah diperbaiki dalam bedah rumah,” papar Akhyar.
Ini Medan Bung
Di pertengahan debat Pilkada Medan, Bobby Nasution, calon wali kota nomor urut 2 kembali menyinggung banjir, jalan berlubang, korupsi. Hal ini menurutnya menyebabkan slogan ‘Ini Medan Bung’ dikonotasikan negatif.
“(Slogan) Ini Medan Bung dulunya konotasi positif tapi hari ini menjadi negatif karena permasalahan kota Medan tidak selesai. Banjir, jalan berlubang, macet, narkoba, korupsi ini membuat ‘Ini Medan Bung’ jadi negatif,” kata Bobby Nasution.
Resep mengubah citra negatif menjadi positif pada slogan ‘Ini Medan Bung’ menurut Bobby sudah masuk dalam programnya bersama calon wakil wali kota Medan Aulia Rachman.
Di hadapan Akhyar-Salman, Bobby lantas menyebutkan program unggulannya di Pilkada Medan. Ada Medan Tajir yakni Medan tanpa banjir, Medan Bersinar atau bersih tanpa narkoba, Medan Rapi yang ramah investasi dan Medan Bercabang yakni Medan bersih cantik tanpa lubang.
“Kalau ini terjadi di masa kepemimpinan saya bersama bang Aulia percayalah pela-pelan konotasi negatif Ini Medan Bung akan menjadi positif dan membanggakan Kota Medan dengan karakterisitik yang harusnya menjadi pemenang di provinsi atau Sumatera,” kata Bobby.
Pungutan Liar
Bobby juga menyindir soal pengurusan administrasi kependudukan di Kota Medan yang masih menyulitkan warga. Bobby lantang menyuarakan agar pengurusan KTP dipermudah bukan malah menarik pungutan liar yang bikin beban warga Medan.
“Reformasi birokasi bagaimana birokrasi di Kota Medan bersih dari korupsi. Apabila birokrasi bersih dari korupsi, pelayanan di masyarakat bisa terasa mulai dari transparansi, kemudahan, kecepatan. Ini yang dibutuhkan masyarakat,” kata Bobby Nasution dalam debat Pilkada Medan yang disiarkan Youtube KPU Medan, Sabtu, 21 November.
Pelayanan publik ditegaskan Bobby Nasution harus berpihak kepada mayarakat. Tak boleh lagi ada pungutan liar.
‘Bagaimana ngurus KTP, urus KK, urus akta kelahiran jangan lah disuruh bayar. Bagaimana masyarakat kurang mampu dan tidak bisa dapatkan data diri dan akhirnya (saat) ada program pemerintah untuk bantuan, yang tidak terdata tidak mendapat bantuan. Ini yang terjadi di masyarakat yang selama ini kami dengarkan,” ujar Bobby yang juga menantu Presiden Jokowi ini.
Akhyar Nasution yang kompak mengenakan kemeja warna putih bersama Salman Alfarisi menanggapi. Akhyar menegaskan layanan administrasi kependudukan saat ini sudah baik di Kota Medan, tak seperti apa yang digambarkan Bobby.
Berdasarkan survei kepuasan masyarakat, pelayanan publik Kota Medan disebut Akhyar Nasution masuk kategori baik. Akhyar yang cuti dari posisi Plt Wali Kota Medan ini menegaskan tak ada lagi pungutan atau kutipan dalam istilah Medan.
"Pelayanan publik di kota Medan sangat baik, pelayanan administrasi kependudukan saat ini sudah diantar ke rumah penduduk. Tidak ada lagi namanya kutipan-kutipan, pelayan publik sangat baik, puskesmas kita sangat aktif, posyandu kita aktif melayani masyarakat ini akan kita tingkatkan lagi dengan mempersiapkan RS tipe C di Labuhan,” tegas Akhyar dalam debat Pilkada Medan.
Rooftop Garden Bisa Cegah Banjir, Setuju?
Akhyar Nasution punya inovasi mencegah banjir yang persoalannya selalu disinggung menantu Jokowi, Bobby Nasution. Akhyar ingin membuat taman atap atau rooftop garden di gedung-gedung Kota Medan.
“Jadi penjelasannya nanti di atas gedung-gedung kita, kita naikkan tanah menjadi taman. Nanti ketika hujan, itu tanah dia akan menahan air untuk tidak segera seketika turun ke parit, drainase karena fungsinya bisa menahan air,” kata Akhyar Nasution dalam debat Pilkada Medan yang disiarkan Youtube KPU Medan, Sabtu, 21 November.
Taman atap atau rooftop garden menurut Akhyar Nasution menjadi retensi air dari curah hujan. Fungsinya untuk membuat antre aliran air masuk ke drainase atau parit.
“Menjadi retensi mengantrekan air (agar) tidak segera bersamaan masuk ke parit sehingga volume parit yang terbatas bisa mengcover. Jadi air jalan masuk ke parit dulu dia mengalir, setelah satu dua jam kemudian air (yang) tertahan oleh rooftop garden baru dia turun. Sehingga tidak meluap jadi banjir,” kata Akhyar yang berpasangan dengan Salman Alfarisi di Pilkada Medan.
Menurut Akhyar, rooftop garden sangat potensial karena Medan punya banyak gedung bertingkat. Rooftop garden disebut juga sekaligus menambah ruang terbuka hijau.
“Saya sudah praktikkan di rumah saya sendiri kemudian di Millenium Plaza, ini green city yang kita bangun bersama-sama,” tutur Akhyar Nasution.
Di sesi terpisah, calon wakil wali kota Medan, Aulia Rachman mengeluhkan soal banjir di kampungnya kawasan utara Medan.
“Tempat sampah, tempat banjir tapi tidak pernah diperhatikan, menjadi kewajiban saya mengubah kampung saya di Medan utara. Kita akan ubah dengan sistem yang baik penanggulangan sampah yang baik dari rumah sampai tempat pemungutan sampah sementara,” kata Aulia Rachman.
Kader Gerindra ini juga menegaskan pentingnya pembersihan drainase sebagai saluran air. Menurutnya, anggaran pencegahan banjir dengan membersihkan drainase ada tapi pelaksanaannya tak efektif.
“Ini kendala yang ada di Kota Medan, drainase akan kita perhatikan sedimen. Anggaran sudah ada tapi pembersihan sedimen tidak efketif di Kota Medan, ini langkah korupsi yang besar. Hati-hati ke depan, birokrasi yang terbuka menjadikan mata bagi warga Medan untuk memantau anggaran Medan ini agar terhindar dari korupsi,” tegas Aulia yang juga pernah menjabat anggota DPRD Medan.
Kembali lagi ke penjelasan Akhyar soal rooftop garden. Konsep ini dipertanyakan Bobby Nasution. Rooftop garden menurutnya tak berfungsi mencegah banjir, tapi cocok untuk mengurangi polusi.
“Tentang banjir (dengan) rooftop (garden), (kalau) Kami fokusnya tentang drainase dulu dibersihkan sedimentasinya. Bukan hanya berbicara rooftop, flying garden pada prinsipnya mengurangi polusi bukan banjir. Kalau resapan lebih ke biopori. Rooftop (garden) pendapat kami untuk polusi bukan banjir,” tegas Bobby Nasution.
Tanggapan Bobby ini direspons lagi oleh Akhyar Nasution. Menurut Akhyar, rooftop garden berfungsi mencegah banjir.
“Jadi rooftop itu, drainase tetap berfungsi, dia mengalirkan (air). Rooftop penahan sementara mengantrekan air, ini inovasi baru yang akan kita mainkan untuk mengurangi potensi banjir,” kata Akhyar.
Dua kali debat Pilkada Medan tentu menjadi referensi bagi warga Medan mengetahui konsep dan program dua pasangan calon wali kota-wakil wali kota. Jadi anak Medan, kamu sudah mantapkan pilihan?