Hindari Tabrakan Bus dan Pesawat saat Evakuasi Pengungsi dari Kabul, Pilot Ini Diganjar Penghargaan oleh Kerajaan Inggris
Kapten Grup Kevin Latchman bersama kru, awak dan pesawat yang melakukan evakuasi di Afghanistan. (Twitter/@kevlatchman)

Bagikan:

JAKARTA - Pilot Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) ini menerima penghargaan dari kerajaan, saat aksinya mampu menghindari pesawat pengungsi yang dikemudikannya, terhindari dari tabrakan di bandara Afghanistan.

Tahun lalu, sebuah bom bunuh diri meledak di bandara internasional Kabul, Afghanistan sebelum Kapten Grup Kevin Latchman berusaha membawa 365 orang ke dalam pesawat C-17.

Di tengah kekacauan, Kapten Grup Latchman membuat keputusan untuk lepas landas dari landasan pacu yang gelap gulita setelah pemadaman listrik, nyaris menabrak bus yang melaju ke jalur mereka.

Pada Hari Kamis, dia diberi Air Force Cross untuk kepemimpinan dan keberanian oleh Pangeran Wales, Pangeran William di Istana Buckingham, London, Inggris.

"Menerima kehormatan hari ini sangat fantastis, sangat menyenangkan untuk diakui untuk sesuatu seperti itu dan saya menyadari itu adalah upaya tim," ujarnya kepada Kantor Berita PA seperti mengutip The Independent 14 Oktober.

Operasi Pitting adalah operasi militer Inggris untuk mengevakuasi warga negara Inggris dan warga Afghanistan yang memenuhi syarat dari negara itu, di tengah pengambilalihan Taliban Agustus 2021 lalu.

"Segala sesuatu tentang Operasi Pitting adalah upaya tim dan saya akhirnya berada di tempat yang salah pada waktu yang salah, tetapi melakukan hal yang benar," ujarnya.

"Sungguh menakjubkan melihat Pangeran Wales hari ini dan memiliki keluarga di sini, sungguh luar biasa, saya belum pernah melewati gerbang depan Istana Buckingham sebelumnya dan saya mungkin tidak akan pernah melakukannya lagi," tandasnya.

"Saya berbicara dengan Pangeran Wales tentang insiden itu sendiri, dia mengetahui kejadian itu dan saya berbicara kepadanya tentang pengambilan keputusan saya, apa yang terjadi," tutur Latchman.

Kapten Grup Latchman telah membuat keputusan untuk memaksa pesawat mengudara lebih awal.

"Apa yang ada di kepala saya saat itu sebenarnya adalah proses pengambilan keputusan yang jelas, itu cukup naluriah," ungkapnya.

"Cukup jelas saya tidak bisa berhenti, cukup jelas saya tidak bisa mencapai kecepatan saya, jadi kami hanya punya satu pilihan," tukas Latchman.

Saat di udara Kapten Grup Latchman baru menyadari, mereka telah menghindari bus yang hanya berjarak 10 kaki atau 3 meter dari pesawat yang diterbangkannya.