Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan pada Jumat waktu setempat, sejumlah negara di Eropa dan Asia mengizinkan wilayahnya digunakan untuk transit proses evakuasi kemanusiaan dari Kabul, Afghanistan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price mengungkapkan Bahrain, Denmark, Jerman, Italia, Kazakhstan, Kuwait, Qatar, Tajikistan, Turki, UEA, Inggris dan Uzbekistan sebagai wilayah transit proses evakuasi tersebut.

Amerika Serikat meningkatkan upaya evakuasi ribuan orang dari Afghanistan, seiring dengan laporan pembalasan Taliban terhadap warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan pimpinan AS meningkat, memaksa kekuatan asing untuk mempercepat upaya evakuasi, mengutip Reuters Sabtu 21 Agustus.

Tetapi, para pejabat mengatakan tidak ada penerbangan evakuasi yang meninggalkan Kabul selama hampir enam jam pada hari Jumat karena mereka tidak punya tempat tujuan, karena luapan di pangkalan udara Al Udeid di Qatar, yang sudah menampung 8.000 pengungsi Afghanistan.

Hingga kemarin, lebih dari 18.000 orang telah diterbangkan sejak gerilyawan Taliban merebut ibu kota Kabul, menurut aliansi transatlantik NATO.

"Sebagian besar penerbangan akan pergi dari Kabul ke Qatar dan kemudian negara-negara ini. Negara lain juga telah memberikan tawaran bantuan mengenai relokasi warga Afghanistan yang berisiko," sebut Price.

Uni Emirat Arab (UEA) telah setuju untuk menampung 5.000 pengungsi Afghanistan selama 10 hari dalam perjalanan mereka ke negara ketiga atas permintaan Amerika Serikat, kata Kementerian Luar Negeri UEA.

evakuasi kabul
Evakuasi dari bandar Kabul, Afghanistan. (Twitter/@DeptofDefense)

Terpisah, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan dalam sebuah pernyataan, Berlin telah setuju dengan Washington untuk melindungi orang-orang sementara di Pangkalan Udara Ramstein. Tidak segera jelas negara Eropa mana yang akan terlibat.

Sementara, Pentagon mengatakan penerbangan pertama akan mendarat di Jerman pada Jumat malam waktu setempat.

"Dari perspektif militer, kami membutuhkan kapasitas tambahan, dan kami bersyukur bahwa negara lain akan membantu kami," tukas juru bicara Pentagon John Kirby.

Salah satu rintangan utama bagi orang yang ingin meninggalkan Afghanistan terus menjadi perjalanan berbahaya ke bandara Kabul. Amerika Serikat sejauh ini tidak dapat memastikan perjalanan yang aman ke warga AS atau orang lain. Meski, sebelumnya Taliban telah mengatakan memberikan jaminan mereka tidak akan menghalangi orang untuk sampai ke sana.

Tetapi laporan dari lapangan menunjukkan sebaliknya. Ribuan orang Afghanistan mencengkeram kertas, anak-anak dan beberapa barang masih memadati bandara di mana pejuang Taliban yang membawa senjata memerintahkan mereka yang tidak memiliki dokumen perjalanan untuk pulang. Di dalam dan sekitar bandara, 12 orang tewas sejak Minggu, kata pejabat NATO dan Taliban.

Untuk diketahui, milisi Taliban berhasil memasuki Kabul, ibu kota Afghanistan pada Hari Minggu 15 Agustus, memaksa Presiden Ashraf Ghani hengkang dan negara-negara asing memutuskan untuk mengevakuasi misi diplomatik serta warga negaranya dari Afghanistan.