Taliban Minta para Imam Afghanistan Serukan Persatuan saat Salat Jumat Pertama
Ilustrasi para petinggi Taliban. (Twitter/@suhailshaheen1)

Bagikan:

JAKARTA - Taliban meminta para imam Afghanistan untuk menyeru warga Afghanistan mengenai persatuan, saat mereka mengadakan Salat Jumat pertama sejak berhasil mengusai Kabul, sementara unjuk rasa pengambilalihan mulai bermunculan.

Beberapa orang tewas ketika gerilyawan Taliban menembaki kerumunan di kota timur Asadabad, kata seorang saksi mata. Saksi lain melaporkan tembakan di dekat rapat umum di Kabul, tetapi tampaknya itu adalah tembakan Taliban ke udara.

Tidak jelas apakah korban Asadabad diakibatkan oleh penembakan Taliban atau karena penyerbuan.

"Ratusan orang turun ke jalan. Awalnya saya takut dan tidak mau pergi, tetapi ketika saya melihat salah satu tetangga saya bergabung, saya mengeluarkan bendera yang saya miliki di rumah. Beberapa orang tewas dan terluka dalam penyerbuan dan penembakan oleh Taliban," kata saksi mata Mohammed Salim mengutip Reuters Jumat 20 Agustus.

Pada Hari Afghanistan merayakan kemerdekaannya dari kendali Inggris pada tahun 1919, Kamis 19 Agustus, sebuah video media sosial menunjukkan kerumunan pria dan wanita di Kabul mengibarkan bendera nasional hitam, merah dan hijau.

"Bendera kami, identitas kami," teriak mereka. Pada beberapa protes di tempat lain, media melaporkan orang-orang merobek bendera putih Taliban. Seorang juru bicara Taliban tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.

Beberapa demonstrasi kecil, tetapi dikombinasikan dengan perebutan putus asa ribuan orang yang berusaha melarikan diri dari negara itu, mereka menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Taliban dalam memerintah.

Wakil Presiden Pertama Amrullah Saleh, yang Selasa lalu mengklaim dirinya sebagai presiden sementara yang sah, setelah Ashraf Ghnai melarikan diri menulis di Twitter:

"Salam mereka yang membawa bendera nasional dan dengan demikian membela martabat bangsa."

Terpisah, Ahmad Massoud, putra pemimpin gerilya Ahmad Shah Massoud, yang dibunuh oleh tersangka militan al Qaeda pada tahun 2001, menulis dalam sebuah media di Amerika Serikat, "siap untuk mengikuti jejak ayah saya, dengan pejuang mujahidin yang siap untuk sekali lagi menghadapi Taliban."

Untuk diketahui, sejak merebut Kabul pada hari Minggu, Taliban telah menampilkan wajah yang lebih moderat, mengatakan mereka menginginkan perdamaian, tidak akan membalas dendam terhadap musuh lama dan akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.

Ketika berkuasa dari 1996-2001, mereka sangat membatasi hak-hak perempuan, melakukan eksekusi di depan umum dan meledakkan patung-patung Buddha kuno. Mereka digulingkan dalam invasi pimpinan AS tahun 2001.

Sementara itu, situasi Kota Kabul sebagian besar tenang, tetapi 12 orang tewas di dalam dan sekitar bandara, kata pejabat NATO dan Taliban.

Militer AS mengatakan lebih dari 5.200 tentara Amerika menjaga bandara Kabul, di mana beberapa gerbang ke fasilitas itu sekarang terbuka, sementara jet tempur AS terbang di atas kota untuk memastikan keamanan bagi operasi evakuasi para diplomat dan warga sipil termasuk beberapa warga Afghanistan.