Menlu Retno: Perbedaan dan Rivalitas Tidak Terhindarkan, Tapi Jangan Sampai Menghancurkan Kerja Sama yang Bermanfaat Bagi Manusia
Menlu Retno Marsudi. (Sumber: Kementerian Luar Negeri Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengingatkan perbedaan dan rivalitas antar negara yang terjadi saat ini, tidak menghancurkan bangunan kerja sama yang sudah ada dan bermanfaat.

Ini dikatakan Menlu Retno terkait dengan kondisi global yang terjadi saat ini, di mana antar negara terdapat gap yang cukup lebar antara satu posisi dengan posisi yang lain, termasuk juga dalam konteks G20.

"Perbedaan dan rivalitas sesuai yang tidak terhindarkan dalam hubungan antar negara. Diperlukan wisdom dan tanggung jawab, agar perbedaan dan rivalitas tidak menghancurkan bangunan kerja sama yang bermafaat bagi manusia," ujar Menlu Retno dalam press briefing hybrid di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 13 Oktober.

"Jangan sampai perbedaan dan rivalitas menghancurkan dunia dan umat manusia," sambung Menlu Retno.

Sebelumnya Menlu Retno mengatakan, dalam kondisi normal saja, negosiasi di G20 tidak pernah mudah, apalagi dalam kondisi saat ini di mana posisi negara benar-benar terdapat gap yang cukup lebar antara satu posisi dengan posisi yang lain. Sehingga dapat dibayangkan tingkat kesulitan saat ini seperti apa.

"Tugas Indonesia sebagai presiden G20 adalah, mengelola agar dinamika yang sangat luar biasa tersebut tidak merusak seluruh bangunan G20," terang Menlu Retno.

Mengenai pelaksanaan KTT G20 pada 15-16 November mendatang di Bali, Menlu Retno menyebut semua persiapan logistik berjalan dengan baik dan tinggal beberapa persen lagi yang harus diselesaikan, sifatnya minor. Menurutnya, persiapan terus dimatangkan hingga hari-H, sehingga Indonesia benar-benar siap menggelar perhelatan besar ini.

"Sejauh ini kita tidak menerima respon negatif. Kita tidak menerima respon negatif dari semua negara anggota G20 sejauh ini mengenai kehadiran leaders-nya," jelasnya.

"Koordinasi dengan Perwakilan negara G20 dan juga negara-negara undangan terus dilakukan untuk mempersiapkan partisipasi para Pemimpin. Jadi Perwakilan mereka yang ada di Indonesia terus mempersiapkan ground working-nya untuk kehadiran para leaders-nya," pungkas Menlu Retno.