JAKARTA - Rusia siap untuk memulai pasokan gas ke Eropa melalui rangkaian pipa gas Nord Stream 2 yang tersisa, memastikan Moskow tidak pernah melakukan pembatasan, kata Presiden Vladimir Putin dalam forum Pekan Energi Rusia.
"Kapasitasnya (surviving string) adalah 27,5 miliar meter kubik per tahun, sekitar 8 persen dari total impor gas ke Eropa. Rusia siap untuk memulai pasokan semacam itu. Bola ada di pihak Uni Eropa, seperti kata pepatah. Kami tidak membatasi siapa pun, termasuk kesiapan untuk memasok volume ekstra selama musim dingin," ujar Presiden seperti dikutip dari TASS 13 Oktober.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Putin mengatakan, Rusia dilarang berpartisipasi dalam penyelidikan insiden pipa gas.
"Saya menyesal mengatakan kami tidak diizinkan untuk mensurvei string (yang tersisa) tetapi tekanan dipertahankan (di dalamnya)," ungkapnya.
"Tekanan dijaga, artinya dalam kondisi operasi, untuk semua tampilan," tandas Presiden Putin.
Ucapan Presiden Putin mengenai kesediaan melanjutkan pasokan gas, terjadi di tengah perbedaan politik yang tajam antara Rusia dengan Uni Eropa. Rusia belum mengirimkan gas ke Eropa melalui jalur Nord Stream 1 sejak Agustus, dan Nord Stream 2 dihentikan setelah Rusia menginvasi Ukraina, mengutip BBC.
Invasi Februari menyebabkan kenaikan harga gas, dan pelanggan Uni Eropa menghadapi rekor tarif musim dingin ini.
Rusia sendiri telah dituduh menggunakan pasokan gas sebagai senjata melawan Barat sejak invasi ke Ukraina, tuduhan yang berulang kali dibantah oleh Kremlin.
BACA JUGA:
Dan, pemimpin Kremlin juga mengusulkan untuk membuat pusat gas alternatif Eropa melalui Turki. Ankara belum secara terbuka mengomentari masalah ini.
Diketahui, Uni Eropa telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah untuk mengurangi krisis, termasuk kesepakatan pan-Uni Eropa untuk memotong penggunaan gas sebesar 15 persen.