Ali Mochtar Ngabalin: Ada Politisi Sakit dan Nyinyir Jokowi Tolak Komentari Politik Praktis
Ali Muchtar Ngabalin sarankan MKGR Jaksel untuk bantu masyarakat yang kesulitan cari minyak goreng. (Foto VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, buka suara soal keengganan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengomentari Partai NasDem yang mengusung Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai capres di Pemilu 2024.

Menurut Ngabalin, Jokowi sadar bahwa tidak elok bicara politik karena masih dalam suasana duka.

Ngabalin lalu menyinggung ada politikus yang menyinyiri Jokowi lantaran kepala negara tidak mau berkomentar soal pencapresan Anies. Politikus yang dimaksud yakni senior Partai NasDem Zulfan Lindan. 

Zulfan sebelumnya menyoroti Presiden Jokowi yang enggan berkomentar soal pencapresan Anies Baswedan karena dalam suasana duka atas tragedi Kanjuruhan. Dia keberatan karena Jokowi mengaku sedang berduka tapi justru menghadiri peresmian kawasan industri di Batang, Jawa Tengah. 

"Lucu ada politisi yang sakit dan nyinyir Jokowi menolak komentari soal politik praktis," ujar Ngabalin yang dikutip lewat akun Twitter pribadinya, Rabu, 5 Oktober. 

Menurut Ngabalin, Presiden Jokowi menyadari bahwa masyarakat Indonesia saat ini sedang berempati di tengah duka tragedi Kanjuruhan. Karenanya, Jokowi tidak mau berkomentar. 

"Jokowi sadar bahwa semua orang berempati dan Indonesia masih dalam duka yang dalam pada tragedi Kanjuruhan," kata Ngabalin. 

Sebelumnya, politikus senior Partai NasDem Zulfan Lindan menyindir Jokowi yang enggan berkomentar soal deklarasi Anies sebagai capres karena sedang berduka, namun bisa menghadiri acara peresmian kawasan industri.

"Tadi kan Pak Jokowi bilang bahwa sedang berduka, tapi toh hari ini Pak Jokowi menghadiri peresmian kawasan industri di Jawa. Itu yang pidato Bahlil, Pak Jokowi hadir juga Pak Ganjar, banyak menteri yang lain," kata politikus senior Partai NasDem Zulfan Lindan, dalam diskusi Adu Perspektif, Senin, 3 Oktober. 

Diketahui, Jokowi meresmikan pembangunan pabrik pipa terbesar di Asia Tenggara yang dibuat oleh Wavin Group asal Belanda yang dibangun di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Zulfan menilai seharusnya Jokowi konsisten atas ucapan dan perbuatan. Sebab, menurutnya, acara pengumuman capres dan acara yang dihadiri Jokowi dapat dikategorikan sama.

"Saya kira, kita harus konsisten lah. Jangan menyangkut ini kita bilang bahwa ini kita sedang berduka, pada satu sisi kita juga melakukan acara-acara yang juga sama kalau mau disamakan," kata Zulfan.