TGIPF Dibentuk Khusus Tragedi Sepak Bola di Kanjuruhan, Mahfud MD: Cabang Olahraga Lain Baik-baik Saja
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. (A

Bagikan:

JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dikomandoinya khusus mengusut Tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu 1 Oktober malam.

Menurutnya, cabang olahraga sepak bola sedang tidak baik-baik saja menyusul ratusan korban luka-luka dan 125 jiwa meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan.

"Ini yang kita kerjakan oleh tim dan keputusannya untuk olahraga cabang sepakbola. Bukan cabang olahraga yang lain, karena cabor yang lain baik baik saja," ujar Mahfud dalam jumpa pers virtual, Senin 3 Oktober.

Mahfud mengantakan TGIPF yang dipimpinnya akan bekerja keras selama 2-3 minggu ke depan untuk mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan. Sedangkan susunan anggota TGIPF akan diumumkan paling lama besok Selasa 4 Oktober siang.

"Keanggotaannya akan ditetapkan paling lama 24 jam ke depan yang nantinya terdiri dari pejabat kementerian yang terkait. Kemudian organisasi profesi olahraga sepakbola, pengamat, akademisi dan media massa," tuturnya.

Tangkap layar via YouTube jumpa pers virtual Menko Polhukam Mahfud MD soal pengusutan Tragedi Kanjuruhan.

Sebagai Ketua TGIPF, Mahfud mengatakan langkah utamanya saat ini mendorong Polri agar segera menetapkan tersangka Tragedi Kanjuruhan yang menjadi duka dunia sepakbola nasional ini. Menurutnya, penetapan tersangka dapat dilakukan kepada mereka yang telah memenuhi syarat.

"Dan diminta kepada Polri melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan keamanan di daerah setempat," ujarnya.

Diketahui sebanyak 125 orang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober. Tak sedikit juga yang mengalami luka-luka dan sesak napas akibat gas air mata yang dilontarkan aparat ke tribun penonton Stadion Kanjuruhan tanpa suporter tamu.

Ketika kejadian, pendukung Arema FC atau Aremania yang mengalami luka-luka dan sesak napas dirawat ruang Medis Stadion Kanjuruhan.

Karena korban terlalu banyak dan ruang medis tidak bisa menampung, korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit (RS) Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada menggunakan ambulans, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim.