JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga mengatakan konsumsi harian bahan bakar minyak (BBM) jenis Bio Solar di Provinsi Sulawesi Tengah meningkat 13,7 persen pascapenyesuaian harga oleh pemerintah.
"Penggunaan produk Pertamina khususnya bahan bakar gasoil (Solar) meningkat, namun masih dalam batas wajar," kata Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Region Sulawesi Taufiq Kurniawan dari Palu, Sulawesi Tengah, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 1 Oktober.
Ia menjelaskan, menurut data Pertamina Region Sulawesi hasil perhitungan teknis realisasi setelah kenaikan harga BBM di Sulteng sekitar 407 kiloliter rata-rata harian, dibandingkan sebelum kenaikan harga sekitar 358 kiloliter konsumsi harian.
Kondisi ini juga berlaku pada Pertamina Dex meningkat 11,1 persen atau 7 kiloliter setelah kenaikan harga, dibandingkan sebelum penyesuaian harga sekitar 6 kiloliter rata-rata harian.
"Khusus Pertamina Dex realisasi tertinggi berada di Kota Palu yakni 11,1 persen, sedangkan Dexlite stagnan di angka 1,4 persen atau sekitar 72 kiloliter rata-rata harian sebelum dan sesudah penyesuaian harga BBM," tutur Taufiq.
Berbeda dengan konsumsi harian BBM gasoline (Pertalite) bersubsidi, justru rendah 1.322 kiloliter pascapenyesuaian harga, dibandingkan masa sebelum terjadi kenaikan harga di angka 1.345 kiloliter.
Lalu, BBM jenis Pertamax dari rata-rata 64 kiloliter, meningkat menjadi 65 kiloliter atau 1,3 persen, oleh karena itu Pertamina terus berupaya memberikan pelayanan energi maksimal kepada masyarakat di perkotaan hingga wilayah terpencil maupun terluar.
BACA JUGA:
Karena, kebutuhan energi sudah menjadi bagian dari kebutuhan dasar masyarakat. Pertamina juga memperkirakan stok BBM bersubsidi di Sulteng cukup hingga akhir tahun.
Menurut data Pertamina Region Sulawesi ketahanan stok Pertalite Oktober hingga Desember mendatang sekitar 2.062 kiloliter dengan rata-rata konsumsi normal harian sekitar 650 kiloliter.
"Kami juga mengapresiasi upaya Pemerintah Daerah yang telah membentuk satgas khusus memantau penyaluran BBM di SPBU sebagai upaya pencegahan dan penindakan penyalahguna bahan bakar bersubsidi untuk kepentingan lain oleh oknum-oknum tertentu," ujar Taufik.
Ia menambahkan selain Pertalite ketahanan Solar juga diperkirakan terpenuhi tiga bulan ke depan di penghujung 2022 yakni sebanyak 3.649 kiloliter dengan rata-rata konsumsi harian 232 kiloliter yang diprediksi ketahanan sekitar 15 kali lipat.
"Kami juga meminta masyarakat intens melakukan pengawasan penyaluran BBM di SPBU, bila ada hal-hal yang melanggar laporkan kepada pihak yang berwenang atau kepada Pertamina," demikian Taufiq.