Bagikan:

JAKARTA - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mempertanyakan sikap anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Aboe Bakar Alhabsyi yang sempat menerima telepon saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kapolri pada Rabu, 24 Agustus kemarin.

Bukan soal salah benar karena mengaku ditelepon istri, namun berkaitan etika Aboe sebagai anggota dewan dipertanyakan. Apalagi, dia menelpon dengan menggunakan pengeras suara.

"Bukan soal salah benar tapi soal etika. Di tengah rapat penting kok main HP dan sayang-sayangan pakai speaker kenceng lagi," kata Guntur seperti dikutip dari akun Twitternya, @GunRomli pada Sabtu, 27 Agustus.

Guntur juga mempertanyakan mengapa istri Aboe tak tahu jika suaminya sedang dalam rapat penting. "Kalau benar itu istri, masa tidak tahu agenda penting suaminya malah telepon sayang-sayangan," tegasnya.

"Kalau tahu lagi rapat penting biasanya pakai WA dulu," sambungnya.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Aboe Bakar Alhabsyi dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR terkait panggilan telepon yang menyebut 'sayang' bocor di pelantang suara.

Suara perempuan yang memanggil 'sayang' itu terdengar saat anggota Komisi III DPR Habiburokhman bertanya soal kasus Ferdy Sambo kepada Kapolri.

Awalnya, mereka yang di ruang rapat menduga suara itu berasal dari telepon milik Habiburokhman dan telah dibantahnya. Kata dia, suara itu berasal dari bangku sebelah kirinya yang ternyata diduduki Aboe.

Aboe lalu diadukan seseorang bernama Bagues Yoga Nandita ke MKD pada Kamis, 25 Agustus. Aduan tersebut sudah diterima Sekretariat MKD dan Tenaga Ahli MKD.

Menurut Bagues, laporan terhadap Aboe lantaran Ketua MKD DPR itu diduga melakukan dua pelanggaran kode etik.

Pertama, kata dia, merayu perempuan saat Komisi III DPR sedang menggelar uji kelayakan dan kepatutan calon hakim agung beberapa waktu lalu. Kedua, memunculkan suara perempuan dari telepon seluler saat mengikuti RDP Komisi III DPR dengan Listyo pada Rabu kemarin.

Selain itu, Aboe juga dilaporkan DPP Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT IB). Ketua Infokom DPP PEKAT IB Lisman Hasibuan menyayangkan adanya suara 'sayang' yang muncul saat rapat Komisi III DPR itu.

Menurutnya, Komisi III seharusnya fokus pada topik pembahasan terkait kasus Irjen Ferdy Sambo yang tengah dibahas bersama Kapolri. Selain itu, gawai milik anggota dewan harusnya disimpan agar tidak mengganggu jalannya rapat.