Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron mengatakan banyak alumni perguruan tinggi yang tidak berintegritas. Mereka banyak yang kuliah hanya karena ingin mendapat pekerjaan.

Hal ini disampaikan Ghufron saat mengisi acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru di Gedung Auditorium Harun Nasution, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta.

"Terjadi krisis integritas di lingkungan pendidikan tinggi salah satu contohnya karena kuliah hanya dengan tujuan untuk mendapat pekerjaan," kata Ghufron seperti dikutip dari situs UIN Syarif Hidayatullah, Sabtu, 27 Agustus.

Tak hanya itu, Ghufron menyinggung 86 persen koruptor adalah alumni dari perguruan tinggi. Penyebabnya, disebabkan karena mereka tidak menjunjung tinggi nilai integritas yang harusnya ditanamkan sejak belia.

Padahal dari perbuatan korup itu, ada berbagai akibat yang ditimbulkan. Mulai dari merusak pasar, harga, dan persaingan usaha yang ketat, meruntuhkan hukum, penurunan kualitas hidup dalam pembangunan berkelanjutan, merusak proses demokrasi, pelanggaran hak asasi manusia, dan menyebabkan kejahatan lain berkembang

"Perguruan tinggi ternyata ikut menyumbang 86 persen koruptor. Hal itu terjadi karena banyaknya para alumni perguruan tinggi yang berilmu tapi tidak berintegritas," tegasnya.

Sehingga, dia meminta pendidikan antikorupsi terus ditingkatkan. Tujuannya, untuk memperbaiki tata kelola hingga meningkatkan integritas.

Mahasiswa, sambung dia, harus punya kompetensi dan karakter yang kuat. Tujuannya, agar Indonesia Emas 2045 yang bebas praktik korupsi bisa dicapai.

"Menyongsong Indonesia Emas 2045, mahasiswa harus memiliki kompetensi, kemampuan, dan karakter integritas yang kuat," pungkasnya.