Rusia Tiga Kali Gunakan Rudal Hipersonik Kinzhal di Perang Ukraina, Menteri Pertahanan: Tidak Mungkin Mendeteksi atau Mencegatnya
Rudal hipersonik Kinzhal pada jet tempur MiG-31. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/The Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengakui, angkatan bersenjata negaranya menggunakan rudal hipersonik Kinzhal dalam perang di Ukraina, memuji kinerja senjata tersebut.

"Itu digunakan oleh kami (militer Rusia) tiga kali selama operasi militer khusus. Dan tiga kali itu menunjukkan karakteristiknya yang cemerlang," kata Menteri Shoigu dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya-1 pada Hari Minggu, seperti dilansir dari TASS 22 Agustus.

Lebih jauh Menteri Shoigu menerangkan, tidak ada rudal di dunia yang memiliki karakteristik seperti Kinzhal.

"Sebenarnya, belum ada orang lain yang memiliki rudal seperti itu, hipersonik, dengan kecepatan dan kemampuan penetrasi seperti itu. Tidak mungkin untuk mendeteksi atau mencegatnya," tambahnya.

Menteri Shoigu mengingatkan, Kinzhal mampu mencapai kecepatan hingga lebih dari 10 Mach, mengubah lintasan baik di bidang vertikal dan horizontal saat meluncur.

"Secara umum, hampir tidak mungkin untuk mendeteksinya, dan kami menyerang target yang sangat penting dengannya," jelasnya menekankan.

Kinzhal adalah rudal aeroballistik hipersonik yang dibawa oleh jet tempur MiG-31K yang dilengkapi secara khusus. Rudal Kinzhal memiliki tanda radar yang rendah dengan kemampuan manuver yang tinggi, dirancang untuk menghancurkan target darat dan laut.

Dalam pidatonya di hadapan Majelis Federal pada 1 Maret 2018 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan beberapa ciri-ciri rudal ini.

Kecepatannya 10 kali kecepatan suara. Jangkauannya lebih dari 2.000 kilometer, manuver rudal di semua bagian lintasan, yang memungkinkannya mengatasi semua sistem pertahanan udara dan rudal. Dilengkapi dengan hulu ledak konvensional dan nuklir. Berat hulu ledak adalah 500 kg.

Diketahui, Kinzhal bergabung dengan dinas militer Rusia sejak Desember 2017. Secara resmi, penggunaan tempur pertama dari rudal ini terjadi pada 18 Maret 2022, selama operasi khusus militer di Ukraina.