Daker Makkah Nilai Ibadah Haji 2022 Lebih Ideal: Transportasi Tidak Ada Kendala
Ilustrasi ibadah Haji di tengah pandemi COVID-19. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Mukhammad Khanif mengatakan, penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M sangat ideal dan nyaman bagi jemaah asal Indonesia.

"Sebenernya saat ini sangat ideal sekali bagi jamaah dari segi perumahan, kemudian transportasi tidak ada kendala," kata Khanif di Makkah, dikutip dari Antara, Jumat 5 Agustus.

Menurut dia, penyelenggaraan haji tahun ini tidak ada kejadian-kejadian signifikan terhadap pelayanan, dan semua berjalan lancar.

Dia menjelaskan, dari segi pemondokan tempat tinggal jemaah bisa dipilih hotel yang bagus. Begitu juga dengan transportasi tidak ada kepadatan seperti ketika kuota haji normal.

"Nah, seperti ini tidak kita alami saat 100 persen jemaah. Karena 100 persen itu betapa padatnya jalan, betapa padatnya saat keluar dari Masjidil Haram dan ini membutuhkan waktu yang tidak cepat," katanya.

Begitu juga dengan konsumsi, terutama menjelang puncak haji di Arafah, Muzdhalifah dan Mina (Armuzna).

"H-3 misalnya yang kita perkirakan jemaah itu tidak mendapatkan katering karena kepadatan lalu lintas, ternyata kemarin tidak ada masalah," ujarnya.

Katering berjalan dengan lancar di seluruh hotel-hotel yang ditempati jemaah haji Indonesia ada di Kota Makkah dan menurut dia jarang terjadi karena biasanya pada H-3 Armuzna lalu lintas semua sudah padat termasuk ke Masjidil Haram.

"Tapi kemarin semua bisa berjalan, katering juga berjalan dan tidak ada masalah, artinya walaupun pada saat puncaknya, transportasi memang sudah dihentikan tapi katering tetap lancar," katanya.

Penyelenggaraan haji tahun ini, Pemerintah Arab Saudi membatasi jumlah kuota jemaah haji total hanya satu juta jemaah karena masih dalam suasana pandemi.

Indonesia sendiri mendapatkan kuota sebanyak 100.051 jemaah, atau terbanyak dibandingkan negara lain. Namun kuota tersebut hanya 46 persen dari kuota normal.

Dampaknya, suasana Kota Makkah lebih lengang dibandingkan penyelenggaraan haji sebelumnya.