JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengganti tiga direktur utama badan usaha milik daerah (BUMD) jelang tiga bulan masa jabatannya sebagai kepala daerah di DKI berakhir pada Oktober nanti.
Ketiga BUMD tersebut adalah Perumda PAM Jaya, Perumda Pasar Jaya, dan PT MRT Jakarta (Perseroda).
Menangkap kondisi ini, Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menganggap pergantian tiga bos perusahaan daerah tidaklah menjadi hal yang perlu dilakukan dan justru cenderung aneh.
"Pergantian tiga dirut BUMD tidak pada tempatnya dan tidak mendesak. Malah terkesan aneh. Apa yang ada di benaknya Gubernur DKI sekarang ini? Kami menganggapnya ada keterkaitan dengan Gubernur yang akan lengser," kata Gilbert saat dihubungi, Senin, 25 Juli.
Pada PAM Jaya, Anies mengganti Syamsul Bachri Yusuf dengan Arief Nasruddin sebagai Direktur Utama. Arief sebelumya merupakan Dirut Pasar Jaya.
Penggantian posisi Dirut PAM Jaya kembali dilakukan di tengah rencana Pemprov DKI Jakarta menghentikan kontrak pengelolaan air minum dengan mitra swasta Palyja dan Aetra atau swastanisasi air.
Gilbert menduga salah satu penyebab pergantian Direktur Utama adalah tarik-menarik kepentingan antara swasta dan pemerintah dalam rencana putus kontrak swastanisasi air.
"Kenapa diganti, saya tidak tahu. Apakah ada kaitannya tarik menarik kepentingan antara perusahaan Aetra atau Palyja dengan kepentingan pemerintah? Yang saya tahu, Pak Syamsul Bachri itu orang yang sangat pro pemerintah. Tapi kan Gubernur belum tentu melihatnya seperti itu. Mungkin saja ada kepentingan lain di luar kepentingan pemerintah yang dilihat Gubernur, kami juga tidak tahu," ujar Gilbert.
Sementara pada BUMD Pasar Jaya, Anies mengganti Arief Nasruddin dengan Tri Prasetyo. Tri adalah mantan Operational General Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart).
BACA JUGA:
Gilbert mengaku tidak begitu memahami latar belakang kinerja Tri selama di perusahaan swasta. Yang jelas, Gilbert menekankan perlu ada pengawasan atas kerja Tri ke depan.
"Saya melihat, latar belakangnya belum terlalu panjang dan langsung menjadi dirut BUMD, buat saya agak sedikit tanda tanya. Bagaimana dia menempatkan diri sekarang menjadi pengelola BUMD yang pro rakyat, itu yang musti kami ikuti," ucap Gilbert.
Lalu pada MRT Jakarta, Anies mengganti William Sabandar dan mengangkat Mohamad Aprindy sebagai Direktur Utama. Jabatan terakhir Aprindy adalah Direktur Teknik dan Pengembangan PT Jakarta Propertindo, serta Komisaris Utama LRT Jakarta.
Padahal, Gilbert memandang kinjera William selama enam tahun terakhir memimpin MRT Jakarta cukup bagus. William, menurutnya, pandai menjalin kerja sama dengan pihak asing