JAKARTA - Sejumlah kecelakaan kembali melibatkan bus Transjakarta dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, kecelakaan ini sampai menimbulkan korban jiwa.
Padahal, Transjakarta sudah dipanggil DPRD DKI Jakarta serta melakukan evaluasi yang melibatkan pihak eksternal usai rentetan kecelakaan busnya pada akhir tahun 2021 lalu.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menilai BUMD DKI yang mengelola dan mengoperasikan angkutan umum ini masih belum bisa memperbaiki kesalahannya.
"Soal kecelakaan Transjakarta, dikasih tahu (oleh DPRD DKI) juga percuma. Tidak diindahkan juga sampai sekarang. Dipanggil berapa kali tapi kejadian terus, bagaimana?" ucap Prasetyo saat dihubungi, Senin, 18 Juli.
Menurut Prasetyo, seharusnya Transjakarta bisa bebenah diri usai kecelakaan yang kerap terjadi beberapa bulan lalu. Sistem operasional hingga manajemen sumber daya seperti pengaturan jam kerja sopir Transjakarta, lanjut dia, semestinya diperbaiki.
"Kan harus dikontrol in dan out-nya secara operasional, sopir bus dicek kesehatannya secara proporsional. Kenapa bisa tabrakan berkali-kali, kan pasti ada penyebabnya," urai Prasetyo.
Kalau jam kerjanya diatur dengan baik, in out-nya diatur, saya rasa tidak akan ada kecelakaan seperti itu. Sebagai jajaran direktur Transjakarta harusnya paham soal transportasi umum. Penekanannya disitu," lanjutnya.
Sebagai informasi, dalam delapan hari terakhir, terjadi tiga kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta. Pada Minggu, 10 Juli pukul 14.00 WIB, bus Transjakarta menyerempet seorang pesepda di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Kemudian pada Senin, 11 Juli pukul 17.05 WIB, bus Transjakarta melindas seorang pengendara sepeda motor di dekat Halte Sunter Karya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kemudian, pada Sabtu, 16 Juli pukul 22.00 WIB, bus Transjakarta menabrak seorang wanita yang baru saja turun dari bus di Halte Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Ketiga korban tabrakan bus dari masing-masing kejadian ini diketahui meninggal dunia.