JAKARTA - Komisi B DPRD DKI memanggil direksi BUMD PT Transjakarta untuk menjelaskan mengenai kecelakaan bertubi-tubi yang dialami bus Transjakarta.
Di hadapan Direktur Utama Transjakarta Mochammad Yana Aditya beserta direktur Transjakarta lainnya, Anggota Komisi B DPRD DKI Ichwanul Muslimin mengaku dirinya pasti akan mengundurkan diri jika menjadi direksi Transjakarta.
"Untuk direksi Transjakarta, saya langsung aja blak-blakan, kalau saya di posisi bapak sekarang, saya dengan sukarela mengundurkan diri," kata Ichwanul di Gedung DPRD DKI, Senin, 6 November.
Ichwanul menyatakan jajaran direksi Transjakarta wajib dievaluasi. Sebab, kecelakaan Transjakarta bukan hanya baru terjadi selama dua bulan terakhir. Tercatat, sejak bulan September hingga akhir Desember 2021, sudah terjadi 248 kecelakaan bus Transjakarta.
Ia pun mencecar Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Riyadi untuk menjelaskan secara detail proses rekrutmen direksi Transjakarta. Sebab, masalah kecelakaan ini ia anggap diakibatkan sistem manajemen yang bermasalah.
"Pertanyaan saya, ini sistemnya seperti apa? Kalau ada yang bilang human eror, ini mah sistem manajemennya yang enggak bener," ujar dia.
BACA JUGA:
Sedangkan anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Adi Kurnia Setiadi menyoroti latar belakang pengalaman dari Dirut Transjakarta Mochammad Yana Aditya. Adi mempertanyakan latar belakang profesi Yana sebelum diangkat menjadi Dirut.
Pasalnya diketahui, Yana sempat menjabat sebagai Direktur Utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perikanan Nusantara (Persero). Adi pun menyinggung kalau Yana merupakan tukang ikan.
"Tidak mau saya tukang ikan bicara transportasi, apa yang mau dibahas. Saya mau tahu dulu ini yang memaparkan siapa yang mendasari orang yang bukan ahlinya. Pimpinan mau saya duduk dinsini digantikan staf saya? Orang yang bukan dipilih rakyat, tolong pimpinan paham," tandas Adi.
Sementara, Anggota Komisi B DPRD DKI Wahyu Dewanto menantang Dirut Transjakarta Yana membuat pakta integritas yang menyatakan siap mundur dari jabatannya jika kecelakaan Transjakarta kembali terjadi.
"Kami menantang, meminta bapak membuat pakta integritas, di depan kami sekalian, apabila terjadi kesalahan lagi, bapak siap mundur. Kalau bapak berani, silakan, ini memberi sedikit keyakinan bagi kami bahwa keselamatan transportasi publik tak boleh main main," jelas Wahyu.
Seperti diketahui, bus TransJakarta mengalami kecelakaan setidaknya enam kali dalam dua bulan terakhir.
Kecelakaan terjadi pada 25 Oktober 2021 di Cawang, Jakarta Timur, yang menyebabkan dua orang tewas, yakni sopir dan penumpang bus Transjakarta. Sementara 31 orang penumpang mengalami luka-luka.
Selain di Cawang, juga ada kecelakaan tunggal di Senen, Jakarta Pusat. Lalu, Kecelakaan kembali terjadi pada 29 Oktober 2021, di Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Lalu, pada Kamis, 2 Desember di depan Pusat Grosir Cililitan (PGC). Kemudian, esok harinya terjadi kecelakaan tunggal bus TransJakarta di depan Ratu Plaza Jl Sudirman Jakarta.
Kemudian pada hari ini, Senin, 6 Desember, bus Transjakarta rute Puribeta - Blok M terlibat kecelakaan tunggal menabrak lahan kosong di samping halte Puri Beta 2, Larangan, Kota Tangerang.