JAKARTA - Baku tembak antara geng-geng yang bersaing menewaskan lebih dari 50 orang sejak Jumat di dekat ibu kota Haiti Port-au-Prince, kata seorang wali kota setempat pada Senin, di tengah eskalasi kekerasan yang terus mencengkeram negara Karibia itu.
Baku tembak antara geng di pinggiran miskin Cite Soleil juga telah menyebabkan lebih dari 100 orang terluka, menurut Wali Kota Cite Soleil Joel Janeus, menambahkan bahwa 50 dari mereka berada dalam kondisi kritis.
"Orang-orang yang berjongkok selama penembakan, peluru menembus atap mereka dan membunuh mereka," kata Janeus dalam sebuah wawancara telepon, melansir Reuters 12 Juli.
"Orang-orang yang mencoba melarikan diri (daerah), mereka terkena peluru," sambungnya.
Geng juga memblokir akses ke terminal bahan bakar Varreux, surat kabar Haiti Le Nouveliste melaporkan.
West Indies Group, konglomerat Haiti yang memiliki terminal Varreux, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sementara, Kantor Perdana Menteri Ariel Henry tidak segera menjawab permintaan komentar.
Kekerasan tampaknya merupakan hasil dari konfrontasi antara geng G9 dan GPEP.
Kekerasan geng telah meningkat sejak Presiden Jovenel Moise dibunuh setahun yang lalu dalam serangan malam hari, menciptakan kekosongan politik dan memimpin kelompok kriminal untuk memperluas kendali mereka atas wilayah negara.
BACA JUGA:
Aktivis hak asasi pada Bulan Mei mengatakan, bentrokan antara saingannya Chen Mechan dan 400 geng Mawozo telah menewaskan 148 orang, beberapa di antaranya dibacok sampai mati dengan parang atau tewas ketika rumah mereka dibakar.
Haiti pada Hari Kamis lusa memperingati setahun pembunuhan Moise, namun otoritas kehakiman negara itu belum mendakwa siapa pun dalam pembunuhan itu. Penculikan telah meningkat sejak itu dan sebagian besar negara sekarang diatur oleh geng.