Moskow Sebut Langkah Liz Truss Tinggalkan Pertemuan G20 Sebagai 'Boikot Mendalam': Umumkan Pencalonan PM Inggris, Singgung Rusia dan China
Liz Truss saat berada di Bali. (Kementerian Luar Negeri/Aditya Karno)

Bagikan:

JAKARTA - Liz Truss memutuskan untuk lebih dahulu meninggalkan Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali, pekan lalu, di tengah gonjang-ganjing politik dalam negeri Inggris dan diikuti pengunduran diri Perdana Menteri Boris Johnson.

Belakangan, Truss kemudian mengumumkan pencalonan dirinya sebagai kandidat Pemimpin Partai Konservatif dan PM Inggris yang baru, dengan menyebut Rusia dan China.

Kepergian Liz Truss menjelang pertemuan Kelompok Dua Puluh dipandang sebagai 'boikot mendalam' terhadap delegasi Rusia, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Minggu.

"Anda tahu, itu adalah semacam boikot mendalam terhadap delegasi Rusia dengan pergi sehari sebelumnya," katanya dalam sebuah wawancara dengan program Voskresny Vecher (Minggu Malam) dengan Vladimir Solovyov di saluran televisi Rossiya-1, dikutip dari TASS 11 Juli.

Dia mengatakan sebelumnya, Barat telah gagal memboikot Rusia pada pertemuan para menteri luar negeri G20.

Pekan lalu, Truss mempersingkat partisipasinya dalam pertemuan tingkat menteri G20 di Indonesia sebelumnya dan terbang pulang karena pengunduran diri Perdana Menteri Boris Johnson.

Belakangan, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss 'resmi' memasuki arena persaingan untuk menggantikan Boris Johnson sebagai pemimpin Partai Konservatif dan Perdana Menteri Inggris di Daily Telegraph.

"Kami menghadapi tantangan besar di dalam negeri, di tengah krisis ekonomi global. Kami menghadapi tantangan besar di luar negeri, dari Rusia yang agresif hingga China yang semakin asertif," tulisnya dalam artikel yang diterbitkan di situs web harian tersebut."

"Ini akan menjadi perjuangan yang berat, tapi yang bisa kita menangkan dengan memberikan untuk rakyat Inggris. Saya menempatkan diri saya ke depan karena saya bisa memimpin, memberikan dan membuat keputusan sulit," sa,nimh Truss.

Diketahui, Truss adalah salah satu kritikus Rusia yang paling bersemangat dalam Pemerintahan PM Boris Johnson. Truss dan Menteri Pertahanan Ben Wallace adalah kandidat yang paling mungkin menjadi perdana menteri, namun Wallace mengungkapkan pada Hari Sabtu, ia telah memutuskan untuk tidak mencalonkan diri dalam kontes kepemimpinan.