Bagikan:

JAKARTA - Rusia disebut untuk kali pertama menggunakan senjata elektromagnetik Stupor, untuk menghadapi kendaraan udara tak berawak dalam operasi militer khusus di Ukraina.

"Sistem elektromagnetik Stupor Rusia digunakan untuk pertama kalinya selama operasi khusus di Ukraina, melawan drone Ukraina," kata sumber itu kepada TASS, seperti dikutip 6 Juli.

Dalam kata-katanya, perangkat tersebut telah menunjukkan efisiensi dan pengoperasian yang tinggi.

"Sama seperti Anda menekan tombol, Stupor membuat sinyal operator macet ke drone. Setelah itu, drone dinetralkan dan dipaksa mendarat di area yang ditentukan," paparnya.

"Kebutuhan senjata anti-drone portabel seperti itu menjadi jelas, karena pasukan Ukraina menggunakan menggunakan sejumlah besar UAV dan berbagai helikopter kecil," sambung sumber tersebut.

Sumber itu tidak merinci di mana tepatnya senjata anti-drone itu digunakan. TASS tidak memiliki konfirmasi resmi atas informasi ini pada saat publikasi.

Diketahui, Stupor dirancang oleh Pusat Penelitian dan Pengujian Robotika Utama Kementerian Pertahanan Rusia untuk melawan kendaraan udara tak berawak, termasuk helikopter, di bawah visibilitas langsung. Prototipe perangkat ini diresmikan di Forum Teknis Militer Internasional Army-2017.

Berbentuk seperti pistol, Stupor memancarkan gelombang elektromagnetik terpisah untuk menekan saluran yang digunakan untuk mengoperasikan drone. Akibatnya, drone kehilangan kontak dengan operatornya, sementara penerbangannya yang tidak terkendali berakhir dengan kecelakaan. Stupor memiliki jangkauan dua kilometer, meliputi sektor 20 derajat.

Perangkat ini mampu menekan navigasi dan saluran transmisi yang digunakan oleh kendaraan udara tak berawak, serta kamera foto dan video mereka dalam rentang frekuensi elektro-optik. Itu dapat diisi dari grid, serta dari aki mobil.