JAKARTA - Seorang pria Irak-Inggris yang berjalan ribuan kilometer untuk menunaikan ibadah haji tahun ini, diterima pejabat tinggi Arab Saudi dan berbagi pengalaman selama perjalanannya ke Tanah Suci.
Adam Mohammed, yang berjalan lebih dari 6.500 kilometer dari rumahnya di Inggris dan saat ini sedang menunaikan ibadah haji bersama keluarganya, bertemu dengan Dr. Majid Al Qasabi, Penjabat Menteri Informasi, pada Hari Minggu.
Pertemuan itu terjadi di kantor pusat kementerian di Mina, di mana Mohammed memberi tahu menteri tentang berbagai tahap perjalanannya, yang berlangsung 10 bulan dan 25 hari, dengan melewati 11 negera di berbagai benua.
Mohammed, yang berkebangsaan Inggris dengan darah Irak, memulai perjalanannya di Wolverhampton, Inggris tengah dengan kemudian melewati Belanda, Jerman, Austria, Hongaria, Serbia, Bulgaria, Turki, Lebanon, dan Yordania sebelum mencapai kota suci Mekkah di kerajaan itu.
Dia berterima kasih kepada Dr. Al Qasabi dan Pemerintah Arab Saudi, karena memberinya izin haji dan untuk tinggal sejauh ini di negara itu.
Mohammed mengatakan dia terkesan dengan reaksi yang dia terima setelah menempuh jarak seperti itu dengan berjalan kaki, Saudi Press Agency melaporkan.
"Saya sangat senang menyelesaikan perjalanan saya dan saya terpesona oleh betapa hangatnya orang Saudi dan orang-orang dari negara lain memperlakukan saya," ujarnya melansir The National New 11 Juli.
"Haji selalu menjadi impian terbesar saya dan saya tidak sabar untuk mewujudkannya," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Mohammed mengatakan ia mendapat ilham untuk menunaikan ibadah haji dengan berjalanan, usai terjada dari tidur pada suatu hari.
"Saya disibukkan dengan membaca Al-Qur’an sejak pembatasan diberlakukan setelah pandemi virus corona. Tiba-tiba, suatu hari saya terbangun dan sesuatu dalam diri saya menyuruh saya pergi ke Mekah dengan berjalan kaki dari rumah saya. Saya tidak bisa mengabaikan suara ini dan memutuskan untuk melakukannya," ungkap Adam Mohammed mengenai awal ia melakukan ini semua, mengutip Arab News.
BACA JUGA:
Hanya butuh dua bulan baginya untuk mempersiapkan perjalanan yang sulit dengan bantuan dari organisasi Inggris dan sumbangan dari rekan senegaranya. Ia membawa gerobak seberat 250 kilogram untuk menyimpang barang-barang pribadinya.
Banyak orang yang datang untuk membantunya selama perjalanan ini, dengan beberapa mendorong troli dan yang lain menawarkan makanan dan tempat untuk beristirahat.
Dia mendokumentasikan dan menyiarkan langsung pengalamannya melalui salurannya di YouTube, Instagram, dan TikTok, sambil juga menggunakan platformnya untuk menyebarkan pesan perdamaian dan kesetaraan.