Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengaku sampai saat ini belum ada investor yang digaet untuk membangun fasilitas pengolahan sampah ITF Sunter.

Asep memperkirakan, BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang diberi tanggung jawab untuk membangun ITF Sunter baru akan mendapat mitra pada bulan November 2022 atau setelah masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswdan berakhir pada Oktober mendatang.

"Kita harapkan, kalau bisa, di akhir bulan September dan di awal bulan November sudah ada mitra baru dari PT Jakpro untuk membangun ITF Sunter," kata Asep kepada wartawan, Kamis, 23 Juni.

Asep mengatakan pihaknya belum memiliki target pembangunan ITF Sunter dimulai. DKI masih fokus mencari investor setelah investor sebelumnya hengkang dari proyek tersebut.

"Kalau pembangunan, mudah-mudahan sudah ada komitmennya saja dulu dari calon mitra di Sunter," ungkap dia.

Sebagaimana diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melakukan groundbreaking ITF Sunter sejak tahun 2018, namun sampai sekarang pembangunan belum dilaksanakan.

Dalam perkembangannya, perencanaan pembangunan ITF Sunter yang dikerjakan oleh BUMD PT Jakarta Propertindo awalnya menggandeng erusahaan pembangkit listrik asal Finlandia, Fortum Power Heat and Oy sebagai investor.

Namun, seiring waktu, Fortum angkat kaki dari proyek ITF Sunter. Lalu, Pemprov DKI berencana meminjam uang dari BUMN PT PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Sayangnya, DPRD tak mengizinkan.

Karenanya, dalam rapat hari ini, Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah memberi saran agar Jakpro mengajukan penyertaan modal daerah (PMD) dalam APBD perubahan tahun anggaran 2022 sebagai biaya pembangunan ITF Sunter dengan perkiraan awal anggaran sebesar Rp3 triliun sampai Rp4 triliun.

Dalam rapat kerja terakhir, Komisi D DPRD DKI pun memberi ultimatum kepada Pemprov DKI untuk memulai konstruksi ITF Sunter sebelum masa jabatan Anies berakhir pada bulan Oktober mendatang.

"Kita ultimatum saja sampai Gubernur berakhir masa periodenya, bulan Oktober tidak ada perkembangan yang berarti, tidak terwujud, ya berhenti saja ITF Sunter," kata Anggota Komisi D DPRD DKI di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 23 Mei.

Jamaludin menegaskan perencanaan pembangunan pengolahan sampah di ITF Sunter memerlukan tindakan nyata. Mengingat, tempat penampungan sampah buangan Jakarta di TPST Bantargebang diprediksi penuh dalam beberapa waktu mendatang.

"Saya kira kita tidak perlu disuguhkan teknis-teknisnya, mau cari apa, apa yang dihasilkan, keuntungan, tidak perlu. Kita perlu kenyataannya saja. Ada ITF yang sudah 4 tahun dari penunjukkan, sampai hari ini cuman penunjukkan beauty contest saja," ujar Jamaludin.