ITF Sunter Bakal Dibangun Setelah Anies Baswedan Lengser
Pemindahan sampah di area proyek Pengolahan Sampah Terpadu atau ITF Sunter, Jakarta, pada Februari 2019.(Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebut bahwa saat ini BUMD PT Jakpro masih melakukan penjajakan dengan calon investor yang telah melirik rencana proyek pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter.

Mengingat, pada acara Jakarta Investment Forum (JIF) pada 1 September lalu, pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik ini masuk dalam salah satu proyek yang ditawarkan kepada calon investor.

"Selama ini masih dalam proses penjajakan mitra oleh Jakpro," kata Asep kepada wartawan, Selasa, 20 September.

Asep menyebut, proses penjajakan mitra kepada calon investor baru akan selesai pada akhir bulan Oktober. Dengan demikian, pembangunan ITF Sunter baru akan bisa dilakukan setelah masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berakhir.

"Proses mitra itu insyaallah selesai di akhir Oktober, setelah (masa jabatan) Pak Gubernur (berakhir). Dibangunnya nunggu investor dulu," ujarnya.

Sementara, VP Corporate Secretary Jakpro, Syachrial mengungkapkan, saat ini proses tender untuk seleksi kemitraan ITF tengah dilakukan oleh anak usaha Jakpro, yakni PT Jakarta Solusi Lestari.

Rencananya, kontruksi tahap awal ITF ditargetkan terlaksana pada kuartal keempat tahun ini. "Pengumuman pemenang tender akan dilakukan oleh PT Jakarta Solusi Lestari pada bulan November nanti," ucap Syachrial.

Jika telah beroperasi, ITF Sunter akan mengolah 2200 ton sampah per hari dan mengurangi 30 persen sampah Jakarta yang setiap harinya dikirim ke TPST Bantargebang.

ITF Sunter didesain mampu memusnahkan dan mereduksi volume sampah 80 persen hingga 90 persen dengan standar emisi Euro 5 dan menghasilkan energi listrik 35 MW/jam.

Sebenarnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melakukan groundbreaking ITF Sunter sejak tahun 2018, namun sampai sekarang pembangunan belum dilaksanakan.

Dalam perkembangannya, perencanaan pembangunan ITF Sunter awalnya menggandeng perusahaan pembangkit listrik asal Finlandia, Fortum Power Heat and Oy sebagai investor.

Namun, seiring waktu, Fortum angkat kaki dari proyek ITF Sunter. Lalu, Pemprov DKI berencana meminjam uang dari BUMN PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Sayangnya, DPRD tak mengizinkan. Karenanya, DKI masih menggunakan investor untuk melalukan pembangunannya.