JAKARTA - Anggota Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh meminta Heru Budi Hartono yang akan menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta untuk mengebut pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter.
Jelang berakhirnya masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, realisasi proyek pembangunan ITF Sunter yang direncanakan beberapa tahun lalu masih belum menemukan titik terang.
"Kita inginkan ITF Sunter itu bisa direalisasi di kepemimpinannya pak Heru. Itu yang paling penting," kata Nova saat dihubungi, Selasa, 11 Oktober.
Di era Anies, peletakan batu pertama ITF Sunter telah dilakukan pada Desember 2018. Namun, sampai saat ini pembangunan masih mangkrak karena masalah investor yang menarik diri dari proyek fasilitas pengolahan sampah tersebut.
Padahal, Nova menyebut ITF Sunter cukup berperan untuk mengurangi beban sampah Jakarta ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang kini semakin menumpuk.
"Karena itu sudah sejak 2018, sampai saat ini progresnya seperti apa," ujar Wakil Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta tersebut.
Persoalan lainnya yang harus ditangani Heru, lanjut Nova, yakni penanganan banjir di Jakarta. Heru perlu berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait program penanggulangan banjir yang selama ini dijalankan Anies.
"Yang kedua fokus penanganan masalah banjir, apakah program 942 milik Pemprov DKI ada tambahan dan evaluasi dengan pemerintah pusat," tutur dia.
Ssbelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan, sebenarnya sudah ada calon investor yang melirik fasilitas pengolahan sampah menjadi sumber energi listrik tersebut.
Karenanya, Asep berharap PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku BUMD penggarap ITF Sunter untuk segera menyepakati kerja sama dengan mitra investor. Meskipun, target pelaksanaan konstruksi dipastikan kembali molor dari perencanaan sebelumnya.
Terakhir, Pemprov DKI menargetkan Jakpro untuk menjalin kesepakatan dengan mitra pada bulan November mendatang.
"Kalau reschedule (target pembangunan) pasti ada. Memang ini semua kan tergantung dari selesainya Jakpro memilih mitra. Yang kita harapkan, di saat mitra terpilih, kemudian bisa sesegera mungkin dimulai konstruksinya," kata Asep kepada wartawan, Kamis, 6 Oktober.
BACA JUGA:
Asep menjelaskan, saat ini telah ada tiga calon investor yang tertarik menggarap proyek ITF Sunter dengan Jakpro. Dua mitra merupakan perusahaan asal China dan satu mira lainnya dari Eropa.
Ketiga mitra tersebut juga telah mengajukan proposal kerja sama. Kini, Jakpro tengah mengevaluasi materi kesepakatan mulai dari besaran permodalan hingga nominal biaya pengolahan sampah atau tipping fee yang dibayar Pemprov DKI untuk mitra saat ITF Sunter beroperasi.
"Ada tiga calon mitra terpilih yang mengajukan proposal. Proposal itu isinya macam macam, dari teknologinya, permodalannya, kemudian besaran fee-nya yang akan diberikan. Jadi, masing-masing mitra masih mengajukan proposal untuk nanti dievaluasi," urai Asep.
Sebagaimana diketahui, ITF Sunter adalah fasilitas pengolahan sampah berteknologi modern yang menghasilkan tenaga listrik. Jika telah beroperasi, ITF Sunter akan mengolah 2200 ton sampah per hari dan mengurangi 30 persen sampah Jakarta yang setiap harinya dikirim ke TPST Bantargebang.
ITF Sunter didesain mampu memusnahkan dan mereduksi volume sampah 80 persen hingga 90 persen dengan standar emisi Euro 5 dan menghasilkan energi listrik 35 MW/jam.